KISAH seorang dermawan yang membayarkan belanjaan buku seorang mahasiswa Indonesia ini terjadi di Madinah yang dituturkan langsung oleh Aan Chandra Thalib.
Aan adalah seorang mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah (UIM). Dalam Fanpage di Kota Nabi, ia mengunggah kisahnya yang unik pada suatu hari di sebuah maktabah.
Tulisannya berjudul Sepenggal Kisah tentang Kedermawanan.
Baca Juga: Cerita JIBBS Diterima di Universitas Madinah
Kisah Seorang Dermawan yang Membayarkan Belanjaan Buku Mahasiswa Indonesia
Sore itu, saya sedang sibuk membolak-balikkan buku di maktabah daar al ma’tsur yang berlokasi tepat di belakang kampus UIM.
Dialog kecil dengan penjaga maktabah (PM) pun terjadi.
Saya: Akh.. mana penjaga yang biasanya di sini?
PM: Oo.. beliau lagi di cabang Thoif. Kenapa?
Saya: Biasanya saya dapat diskon kalau belanja di sini
PM: Anda pasti pelanggan kami, kalau begitu saya akan memperlakukan Anda sebagaimana teman saya memperlakukan Anda.
Saya: Thayyib, saya izin lihat-lihat dulu.
Beberapa menit kemudian, ada seorang lelaki paruh baya, dari penampilannya, terlihat penuh wibawa, saya taksir umurnya empat puluhan, jenggotnya mulai ditumbuhi uban.
Rupanya, sejak tadi dia memperhatikan saya yang sibuk membolak-balikkan buku.
“Ya akhi”… sapanya.
“Naam..” jawab saya.
Saya boleh bertanya..?
“Silakan..” jawab saya lagi
“Di mana letak buku ini dan itu..?”
Saya lalu menunjukkan buku yang dia inginkan..
Untuk beberapa menit, berlangsunglah diskusi kecil antara saya dan beliau seputar buku.
Setelah sejam di maktabah, tibalah giliran untuk membayar seluruh belanjaan.
Saya: Semuanya berapa akh..?
PM: “1200 reyal” jawabnya dengan dialek Mesir yang khas.
Sejenak terjadi tawar menawar harga antara saya dan penjaga maktabah..
Tiba-tiba…
“Berapa belanjaan Akh Andunisy ini?” tanya lelaki paruh baya tadi.
“1200 reyal,” jawab si penjaga maktabah.
Tanpa banyak bicara, lelaki yang sama sekali tidak saya kenal itu mengeluarkan dua lembar uang pecahan lima ratus reyal ditambah dua lembar pecahan seratus reyal dan memberikannya pada penjaga maktabah
tadi.
“Ini harga untuk semua belanjaannya,” katanya sambil tersenyum.
Setelah membayar semua belanjaan saya, beliau mengeluarkan beberapa lembar lagi.
“Ini tambahan untuk belanjaan selanjutnya,” imbuhnya.
Saya bertanya, “Kenapa Anda melakukan semua ini, padahal kita baru saja kenal?”
Jawabannya singkat,
“Pada hal semacam inilah sebaiknya kita menginfakkan harta yang kita miliki.” Selesai.[Ln/ind]
Sumber: Fanpage di Kota Nabi