BANYAK hal yang dapat mendatangkan pahala.
Kehadiran kita di tengah derita saudara-saudara kita yang membuat hati mereka senang, jiwa mereka bahagia adalah amal yang berbuah pahala luar biasa.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang berdayaguna. Amal yang paling disukai Allah adalah bila Anda berbagi bahagia kepada sesama mukmin. (HR. Thabrani).
Apa saja yang bisa membuat orang lain bahagia? Merujuk Al-Quran dan hadits Nabi, hal-hal berikut ini dapat dilakukan.
Pertama, memenuhi kebutuhan saudara.
Masa-masa krisis sering terjadi menimpa pribadi ataupun umum.
Susahnya mencari lapangan kerja, tidak mampu memenuhi risiko keluarga, anak-anak yatim dan jompo terlantar, orang sakit tak mampu berobat, pengungsi akibat banjir, gempa atau terusir karena kezaliman penguasa seperti yang dialami sebagian masyarakat muslim.
Semua itu sungguh derita, duka dan nestapa.
Uluran tangan dari sesama adalah kebahagiaan bagi mereka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Orang yang membantu atas kesusahan orang lain, memberikan solusi atas kesulitannya dan meringankan penderitannya, akan mendapat balasan setimpal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia dan akhirat.
Kedua, mendahulukan kepentingan orang lain.
Orang yang mendahulukan kepentingan orang lain padahal dia sendiri membutuhkannya adalah sikap sosial yang tinggi.
Sikap tersebut disebut i’tisar.
Sebagaimana dicontohkan oleh kaum Anshar Madinah ketika menerima kaum Muhajirin, pengungsi dari Makkah.
Mereka kaum Anshar memberikan rumah, kendaraan dan kebutuhan lainnya bahkan sebagian istri mereka diceraikan untuk kemudian dinikahkan dengan orang Anshar.
Allah memuji sikap i’tisar mereka dalam surat Al-Hasyr ayat 9.
Ketiga, mengucapkan selamat.
Mengucapkan selamat kepada yang telah meraih nikmat baik lahir maupun batin termasuk suatu yang dapat membahagiakan sesama.
Saat hari raya ied, pernikahan, kelahiran anak, sembuh dari sakit, selamat dari kecelakaan, sukses dalam usaha, lulus dalam ujian, karya yang berprestasi, dan lain-lain adalah momen untuk memberikan ucapan selamat.
Disamping memberi kebahagiaan kepada sesama, ucapan selamat atas nikmat yang diraih orang lain juga dapat mengikis sifat iri pada diri.
Baca juga: Perang Pemikiran, Upaya Memadamkan Cahaya Islam
Berbagi Bahagia Meraih Pahala (1)
Nabi dan para sahabat serta para tabi’in biasa mengucapkan selamat atau doa kepada orang yang telah mendapatkan nikmat.
Saat bertemu dengan pengantin baru, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengucapkan:
Semoga keberkahan dan kebaikan berkumpul pada kamu berdua. (HR. Ibnu Majah).
Keempat, saling memberi hadiah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengharamkan bagi dirinya dan keluarganya menerima sadaqah (zakat).
Namun beliau biasa menerima hadiah dari para sahabat bahkan sebagai kepala negara beliau menerima hadiah dari para raja negara tetangganya.
Hadiah dapat mempererat persahabatan dan memperkuat persaudaraan.
Karena itu Rasulullah menganjurkan untuk saling memberi hadiah.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Saling memberi hadiahlah kalian maka kalian akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
Hanya saja bagi pejabat negara, hadiah dari rakyat haram diterimanya bahkan termasuk bagian dari rasuah (suap).
Dalam konteks sekarang disebut gratifikasi.
Pejabat tidak boleh menerima pendapatan selain dari gajinya.
Kecuali sebelum menjadi pejabat biasa saling memberi hadiah sesama temannya.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]