PARA masyarakat gelar protes Pro-Palestina di depan gedung parlemen Swedia untuk memprotes dukungan pemerintah terhadap Israel.
Dikutip dari aa.com, protes itu dipimpin oleh aktivis Yahudi Swedia Dror Feiler. Para pengunjuk rasa itu membawa spanduk bertuliskan, “Akhiri Genosida di Gaza”, “Tidak untuk Pendudukan” dan “Bebaskan Palestina”, mereka menuntut diakhirinya dukungan Swedia terhadap Israel.
Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk membatalkan dukungannya terhadap Israel dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di jalur Gaza.
Baca juga: Permintaan Pengadilan Terhadap Israel untuk Memberikan Informasi Kondisi Kemanusiaan di Gaza
Masyarakat Gelar Protes Pro-Palestina di Depan Gedung Parlemen Swedia
Feiler mengatakan, “sudah 76 tahun sejak dimulainya Nakba Besar dan hingga kini masih berlangsung. Oleh karena itu, kamu berkumpul untuk mengadakan semacam aksi untuk memperingati hari yang mengerikan ini, 76 tahun perampasan dan kematian dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik”.
Dia menekankan pentingnya persatuan dalam perjuangan ini.
“Kita berjuang bersama. Tidak peduli apakah kita Yahudi, Muslim, Kristen atau tidak beriman. Ini soal hak asasi manusia dan hukum Internasional. Kita semua harus berjuang untuk ini”, ujar Feiler.
Feiler menuntut pemerintah Israel bertanggung jawab atas tindakannya di Gaza.
“Pemerintah Israel yang bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional di Gaza harus diadili di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag,” tekan Feiler.
“Anggota pemerintah Israel harus melanjutkan hidup mereka di penjara, di mana Slobodan Milosevic dan Radovan Karadzic ditahan,” lanjut Feiler.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Lebih dari 35.230 warga Palestina terbunuh di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 79.140 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina. [Din]