NAKBAH merupakan gambaran tentang bencana kemanusiaan di Palestina. Pada tahun 1948 itu, Israel merampas tanah Palestina dan menggantinya dengan Negara Israel.
Setiap tanggal 15 Mei, rakyat Palestina memiliki kenangan pahit tentang negerinya. Momen itu biasa disebut dengan Nakbah yang artinya bencana.
Kenapa tanggal 15 Mei? Karena pada tanggal 14 Mei, atau sehari sebelumnya, Israel memproklamirkan negara Yahudi di tanah Palestina.
Nakbah dan Kejahatan Kemanusiaan
Berdirinya negara Israel itu merupakan akumulasi dari kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Yahudi terhadap rakyat Palestina. Lebih dari separuh warga Palestina saat itu diusir dari kampung halaman mereka.
Dari seluruh tanah Palestina saat itu, lebih dari 75 persennya dirampas. Seluruh warga yang mendiami tanah itu diusir dengan cara biadab.
Mereka pun mengungsi di sejumlah negara tetangga. Dan siapa yang bisa membayangkan kalau pengungsian itu menjadi permanen. Karena kewarganegaraan semua yang mengungsi itu dihapus.
Setelah peristiwa perampasan itu, jadilah warga Palestina menjadi bangsa tanpa negara. Mereka terpecah di sudut-sudut sempit di sebelah utara dan selatan bumi Palestina yang tersisa: Tepi Barat dan Gaza.
Kenapa Harus Palestina?
Bangsa Yahudi yang terpencar di banyak negara meminta kompensasi dari Inggris dan Amerika untuk memiliki sebuah negara.
Inggris dan Amerika adalah dua kekuatan di balik runtuhnya Kekhalifahan Islam terakhir: Kekhalifahan Usmani di Turki. Keduanya pun ‘mengkapling-kapling’ wilayah Arab sebagai jajahan mereka.
Khusus Palestina dijatahkan untuk cukong perang mereka: bangsa Yahudi. Bisa dibilang, target utama penghancuran Kekhalifahan Usmani adalah wilayah Palestina.
Sebagai legitimasi atas perampasan itu, mereka membuat cerita fiksi tentang pembantaian bangsa Yahudi di Jerman. Mereka menyebutnya sebagai Holocaust. Yaitu dongeng tentang pembantaian Yahudi oleh Hitler.
Seolah-olah menjadi sebuah kewajaran bangsa Yahudi memperoleh sebuah negara di Palestina, karena mereka begitu menderita di Jerman.
Logika ini begitu mudah dipatahkan. Kalau Jerman yang menjadi penyebab penderitaan bangsa Yahudi, kenapa rakyat Palestina yang harus menanggungnya?
Konflik Palestina Israel di Penghujung Cerita
Momen ke-76 peringatan Nakbah menunjukkan prediksi ujung cerita tentang Israel. Di waktu-waktu menjelang satu abad itu berbagai pengalaman perjuangan telah diresapi rakyat Palestina.
Seribu satu skenario jahat telah mereka rasakan dari dua adidaya itu: Inggris dan Amerika. Mulai dari drama perdamaian di PBB hingga perluasan wilayah yang terus berlangsung sistematis.
Mereka pun menyadari telah dipecah menjadi kekuatan kecil dan terpisah-pisah. Kini kesaadaran itu sepertinya sudah hampir khatam.
Momen perlawanan yang digelorakan Hamas melalui sayap militer Izzuddin Al-Qassam membuktikan bahwa cara itulah yang paling tepat menumbangkan kejahatan Israel. Sekaligus, membuka kedok Inggris dan Amerika, plus PBB.
Akankah momen menjelang satu abad ini akan menjadi hal yang mengubah banyak hal di Palestina dan Timur Tengah? Rasanya, cahaya kemenangan itu hanya tinggal waktu saja.
Seperti tarikan magnit yang tak lagi bisa dibendung, Hamas telah menyedot kekuatan Islam di seluruh dunia untuk bergabung dalam pusaran jihad di Palestina. [Mh]