SEORANG mahasiswa Universitas Columbia di New York merobek ijazah saat upacara wisuda untuk memprotes.
Namun, di Universitas Columbia, sebuah aksi protes dramatis terjadi saat seorang mahasiswa memilih untuk merobek ijazahnya dan memperlihatkan atribut pro-Palestina di tengah-tengah upacara wisuda. Aksi ini mengejutkan banyak pihak dan mengundang beragam reaksi dari seluruh dunia.
Hal itu disebabkan karena dugaan keterlibatan lembaga pendidikan tersebut dalam genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Baca juga: Mendukung Palestina, Mahasiswa Universitas San Francisco Dirikan Tenda di Tengah Lapangan
Mahasiswa Universitas Columbia Merobek Ijazah dan Memperlihatkan Atribut Pro-Palestina saat Upacara Wisuda
Dikutip dari aa.com, dalam upacara wisuda, Tarsis Salome, lulusan jurusan layanan sosial, mengenakan keffiyeh dan merobek-robek ijazahnya saat berada di atas panggung.
Dalam rekaman di media sosial yang tersebar, wisudawan lainnya juga terlihat mengenakan borgol beritsleting dan memegang atribut-atribut pro-Palestina.
Langkah ini diambil mereka setelah universitas tersebut membatalkan upacara wisuda utamanya karena meningkatnya kekhawatiran akan keamanan setelah beberapa mahasiswa pro-Palestina mendirikan tenda perkemahan di sana.
Protes di kampus-kampus pro-Palestina telah berlangsung sejak 17 April 2024, ketika para mahasiswa di Universitas Columbia meluncurkan sebuah perkemahan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Gaza dan menuntut agar kampus menghentikan segera hubungannya dengan Israel.
Lebih dari 2.000 orang telah ditangkap di kampus-kampus AS sejak bulan lalu di tengah perdebatan yang sangat terpolarisasi mengenai hak untuk melakukan protes, batasan kebebasan berpendapat dan tuduhan antisemitisme.
Demonstrasi dan aksi duduk juga terjadi di kampus-kampus di beberapa wilayah Eropa, termasuk Prancis, Belanda dan Swiss.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meskipun kontroversial, aksi ini berhasil menyoroti isu hak asasi manusia dan keadilan untuk Palestina, serta meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya memperjuangkan keadilan.
Tindakan berani mahasiswa ini menunjukkan bahwa momen-momen penting dalam hidup dapat dijadikan panggung untuk menyuarakan isu-isu yang lebih besar dan mendesak perhatian dunia. [Din]