IKHLAS itu tidak mudah. Ikhlas adalah hal yang harus selalu kita perjuangkan.
Apa itu ikhlas? Dikutip dari ceramah Ustadz Salim A. Fillah, ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatunya karena Allah, untuk mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal tersebut memang tidak mudah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah berkata, ancaman-ancaman keikhlasan itu terkadang samar-samar.
Seperti ingin mendapatkan pujian, ingin dilihat oleh orang lain, dikenal sebagai orang baik, dan lain sebagainya yang bukan karena Allah.
Ustadz Salim juga menjelaskan mengenai hadits riwayat Imam Bukhari mengenai tiga orang yang dimasukkan ke dalam neraka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Orang-orang tersebut bukan yang melakukan kejahatan besar selama di dunia.
Tetapi justru orang-orang yang melakukan amal saleh. Dan jika dilihat dari kacamata manusia, amal tersebut merupakan amalan yang bernilai tinggi.
Pertama adalah seorang mu’allimun quran (mengajarkan Al-Quran).
Kedua adalah orang yang sedekah habis-habisan dengan harta yang dimilikinya.
Ketiga adalah orang yang berjihad fii sabiilillah sampai gugur di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah menampilkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka, dan mereka mengakuinya.
Kemudian masing-masing dari tiga orang tersebut ditanya oleh Allah, “Bagaimana kalian beramal? Karena apa melakukan amal tersebut?”
Baca juga: Gambar Kopi Boikot di Depan Ka’bah Bikin Geram, Ini Keistimewaan Kota Makkah
Ikhlas Itu Tidak Mudah
Orang pertama menjawab, “Karena engkau Ya Allah.”
Allah menjawab, “Kamu berdusta. Kamu mengajar ilmu yang telah dianugerahkan kepadamu itu supaya kamu disebut sebagai orang yang berilmu, supaya kamu mendapatkan kedudukan yang tinggi dan dihormati masyarakat.”
Kemudian orang kedua ditanya juga hal yang sama, dan menjawab, “Harta tersebut untuk berinfak fii sabiilillah. Untuk mendapatkan ridha mu.”
Allah menjawab, “Kamu berdusta. Kamu ingin disebut dermawan, baik hati, kamu ingin mendapatkan penghormatan dan disegani oleh masyarakat.”
Giliran orang ketiga juga ditanya demikian, dan menjawab, “Untukmu Ya Allah.”
Allah kembali menjawab, “Bukan, kamu berbohong. Kamu ingin dianggap pahlawan, ingin disanjung-sanjung, dan ingin disebut berjasa bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.”
Hadits yang dijelaskan ini bukan untuk membuat kita lalu tidak beramal.
Justru hadits ini harus memotivasi kita untuk senantiasa beramal dan terus beramal sembari memperbaiki niat supaya betul-betul karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keikhlasan dalam beramal ini juga berkaitan dengan amalan yang konsisten atau istiqomah. Meski nilainya sedikit.
Karena jika amalan tersebut terus menerus dilakukan, makin lama terasa tidak peduli orang akan mengetahui atau tidak. Dan akhirnya yang diharapkan hanyalah keridhaan Allah.[Sdz]