KISAH bejana ajaib Jabir bin Abdullah ini mungkin tidak akan kita temui lagi saat ini, tapi sungguh sangat kita mengharapkan ada mangkuk-mangkuk ajaib yang terus mengisi makanan para warga Palestina.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis tentang “Bejana Ajaib” dalam akun IG-nya @uttiek.herlambang, Jumat (01/03/2024).
Matanya cekung dengan garis menghitam yang terlihat samar di sekeliling kelopak matanya, sekilas terlihat seperti mata panda. Tatapannya sayu. Bibir dan kulitnya kering tersebab kurang hidrasi.
Dengan langkah gontai, karena sudah lebih dari 24 jam tak ada sesuap makanan pun yang masuk ke mulutnya, ia mendekati kerumunan itu.
“Truk akan datang pukul 04.00,” terdengar orang-orang saling memberikan informasi.
Benar saja, dari kejauhan terlihat truk besar berjalan mendekat ke arah kerumunan manusia.
Mereka bersiap untuk ikhtiar demi segenggam gandum yang terkadang harus dikumpulkan dari ceceran di atas tanah.
Sesaat kerumunan itu mulai menyemut, tetiba dari arah berlawanan terdengar desingan peluru yang ditembakkan dari senjata otomatis.
Teriakan dan pekik takbir mulai bersahut-sahutan. Seketika kerumunan itu bubar. Ada yang melompat ke laut, ada yang berlari ke dalam reruntuhan bangunan, ada yang tiarap di tanah.
Ketika desingan peluru itu berhenti, terlihat para syuhada bergelimpangan dengan darah yang masih mengucur deras.
Tak ada ambulans, yang ada hanyalah truk pengangkut bantuan yang telah kosong isinya, maka truk itu pun digunakan untuk mengangkut orang-orang yang terluka ke rumah sakit.
Sementara jasad para syuhada ditumpuk di atas gerobak yang ditarik seekor keledai untuk segera dimakamkan, sebelum zionis laknatullah kembali menyerang dengan membabi-buta.
Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Entah kekejian dan kebiadaban seperti apa lagi yang akan kita saksikan di tanah para syuhada itu.
Tak masuk akal bagi manusia normal, ada manusia yang tega menembaki orang-orang lapar yang tengah mengikhtiarkan bantuan pangan.
baca juga: Keajaiban Air Zam-zam, Dapat Menyembuhkan Segala Penyakit
Kisah Bejana Ajaib Jabir bin Abdullah
Bagi orang beriman, ujian itu dilaluinya dengan penuh kesabaran. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat di perang Khandaq.
View this post on Instagram
Syahdan saat menggali parit untuk persiapan perang, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan pasukan Muslimin sampai tiga hari tidak makan.
Mereka mengganjal perut dengan batu untuk mengurangi rasa lapar itu.
Melihat kondisi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sahabat Jabir bin Abdullah tak tega dan menemui istrinya Sahliyah binti Mas’ud untuk menanyakan, apakah masih ada persediaan makanan di rumah?
Sahliyah mengeluarkan wadah gandum yang isinya tak sampai satu kilogram. Jabir lalu menyembelih anak kambing miliknya.
Setelah masakan itu matang, ia mengundang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan cara berbisik supaya berkenan makan di rumahnya.
Jabir sengaja berbisik agar yang lain tidak mendengar, karena makanan yang dimasak istrinya sangat sedikit jumlahnya.
Mendapat undangan dari Jabir, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam lalu berseru mengumpulkan semua orang untuk makan bersama.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sendiri yang menyendokkan makanan itu dari dalam bejana. Tak kurang seribu orang menikmati makanan yang disajikan itu.
Setelah semua kenyang, mereka kembali melanjutkan pekerjaan menggali parit.
Dan alangkah terkejut Jabir serta istrinya manakala mendapati bejana yang digunakan untuk menghidangkan makanan tadi masih terlihat penuh, seakan belum ada yang menyendoknya.
Allahu akbar!
Semoga keajaiban serupa Allah hadirkan untuk saudara-saudara kita di Gaza, yang saat ini tengah berjuang menahan rasa lapar dan haus.
Mereka telah lebih dari seratus hari berpuasa, bahkan sebelum Ramadan tiba.[ind]