ChanelMuslim.com – Salahkah anak saat berbuat salah? Seringkali kita salah sangka. Kita mengira saat anak berbuat salah, berarti anak yang salah. Kita lupa anak kita itu baru berumur berapa tahun, 3 tahunkah, 5 tahunkah, 7 tahunkah atau 9 tahunkah?
Kita lupa kalau usia segitu anak belum dibebani kewajiban, anak belum dibebani dosa saat mereka berbuat salah.
Dalam diri anak yang belum baligh, sebenarnya tidak ada istilah salah karena memang anak belum dibebani tanggung jawab beribadah, tanggung jawab berbuat baik dan belum diberikan dosa saat mereka berbuat dosa.
Jadi tidak ada yang salah pada diri anak, setiap perilaku anak itu benar menurut pikirannya.
Kita sebagai orang tua harus memahami konsep ini agar kita tidak berlebihan saat menghukum anak. Kita tidak terlalu tertekan dan kecewa dengan tingkah laku anak yang salah.
Pahamilah anak berbuat salah itu biasa dan wajar. Normalnya memang seperti itu. Mereka hanya mengikuti apa yang mereka pikirkan dan imajinasikan.
Apalagi jika orang tua tidak pernah memberitahu, memahamkan kepada anak tentang kebaikan dan keburukan, tentang pahala dan dosa maka sangat wajar kalau anak berbuat salah, lha memang mereka belum tahu dan paham, apa yang dilakukan itu salah.
Saat anak nakal padahal usianya belum baligh boleh kita menghukum anak untuk tujuan memperbaiki akhlaq dan perilaku anak tapi jangan sampai berlebihan.
Hukuman yang kita lakukan harus mendidik bukan membuat anak tertekan dan trauma yang akan berdampak buruk sampai anak dewasa.
Baca Juga: Mempersiapkan Anak untuk Terbang Lebih Tinggi
Salahkah Anak Saat Berbuat Salah
Kita perlu memahami bahwa Allah saja masih mengampuni anak saat anak berbuat salah, Allah saja belum memberikan dosa saat anak berbuat dosa.
Jadi kita harus tahu bahwa kesalahan-kesalahan yang anak lakukan itu karena memang mereka belum paham.
Jika kita menemui anak yang berbohong, nakal, suka menunda-nunda pekerjaan maka jangan berlebihan menyikapinya, jangan keras menghukumnya, jangan memarahinya hingga tertekan psikisnya, jangan main fisik yang bisa melukai perasaannya.
Tapi yang Bunda lakukan adalah memahamkan terlebih dahulu bahwa perbuatan itu tidaklah baik. Ajak anak ngobrol dengan aman dan nyaman lalu beri pemahaman kepada anak bahwa tindakan itu tidaklah baik.
Kemudian raihlah komitmen anak untuk tidak mengulanginya lagi.
Selanjutnya, Bunda bisa membuat kesepakatan dengan anak ketika anak mengulanginya lagi, apa hukuman untuk anak misalnya poin kebaikannya dikurangi, dihukum membersihkan kamar mandi, dihukum membaca Al Quran sekian halaman atau hukuman-hukuman sejenis yang mendidik.
Tawarkan dulu kepada anak hukuman yang pantas untuk dirinya. Hukuman itu harus disepakati bersama.
Berusahalah untuk tidak sepihak dan otoriter menentukan hukuman bagi anak, tapi coba dulu berdiskusi dengan anak untuk menentukan apa hukumannya.[ind]
sumber: Kulwap Rumah Pintar Aisha. November 2021.