WAJAH itu bisa menenangkan dan menggelisahkan orang lain. Tebarkanlah maslahat atau kebaikan melalui tampilan wajah kita.
Islam mengajarkan akhlak yang baik. Salah satunya menampakkan ekspresi wajah yang bahagia. Karena dengan begitu orang lain akan tenang dan nyaman bersama kita.
Hal ini diteladani oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesusah apa pun keadaan hati yang beliau rasakan, ekspresi wajah beliau selalu berseri-seri ketika berjumpa para sahabat.
Seorang sahabat Nabi bernama Jarir radhiyallahu ‘anhu pernah memberikan kesaksian. Menurutnya, selama ia bertemu Nabi, yang ia temui selalu wajah yang berseri-seri dan meneduhkan.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menghadapkan wajah dan tubuhnya kepadaku sejak aku memberi salam. Dan selama itu, wajah beliau selalu berseri-seri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini merupakan perintah Allah subhanahu wata’ala dalam pelajaran yang disampaikan Lukmanul Hakim kepada anaknya.
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orangn yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Lukman: 18)
Nabi shallallahu mengajarkan, “Janganlah kalian meremehkan sebuah kebaikan, meski hanya menampakkan wajah yang berseri saat berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim)
Jadi, biasakan untuk menghadapkan wajah dan tubuh kita kepada orang yang menyapa. Dan berikan wajah bahagia kepada mereka.
Hal ini akan membuat lawan bicara atau orang yang menyapa akan merasa senang. Ia merasa dihargai.
Kita bisa merasakan seperti apa rasanya jika orang yang kita ajak bicara melihat ke arah lain saat bicara dengan kita. Tentu untuk sesama laki dan pria. Bukan untuk saling bertatapan antara pria dan wanita yang bukan mahram.
Meskipun orang yang kita ajak bicara itu bawahan kita, anak kita, adik kita, pembantu rumah tangga kita, atau terhadap anak kecil sekali pun. Tataplah wajah mereka dan berikan kesan yang baik melalui senyum.
Tentu tidak semua kondisi diperlakukan seperti ini. Tidak berarti terhadap orang yang jahat dan zalim juga diberikan wajah yang berseri.
Begitu pun seorang gadis terhadap pria yang bukan mahram. Karena tatapan dan senyum mereka bisa dimaknai berbeda oleh para pria.
Senyum itu bersedekah dengan cara yang paling mudah. Buatlah orang lain merasa bahagia dengan kesan wajah kita. Dan bukan malah sebaliknya. [Mh]