BERPIKIR terbalik merupakan cara yang tidak biasa. Jika itu menguntungkan, maka tak akan ada saingan.
Seorang pria di New York datang ke sebuah bank papan atas. Ia meminta petugas bank untuk bisa bertemu dengan manajer.
“Ada yang bisa saya bantu?” ucap manajer setelah keduanya saling bertatapan.
“Apa boleh saya meminjam uang di bank ini sebesar 10 dolar?” tanya sang pria setelah dipersilakan duduk.
“Boleh,” jawab sang manajer. “Tapi, Anda harus punya jaminan,” lanjutnya
Sang pria mengambil tas kecil sederhana yang dibawanya. Ia pun mengeluarkan sejumlah kertas warna-warni dan diletakkan di meja.
“Apakah cukup surat-surat obligasi dan saham ini saya jaminkan?” tanya sang pria.
Sang manajer menelisik satu per satu surat-surat berharga itu. Setelah yakin asli, ia pun berujar, “Apa tidak terlalu berlebihan Anda menjaminkan surat senilai satu juta dolar ini?”
“Saya rasa tidak masalah! Ini akan lebih meyakinkan saya untuk bisa serius membayar,” ujar sang pria.
“Baiklah. Anda kami pinjamkan uang tunai senilai 10 dolar dengan bunga 6 persen per tahun. Bunga akan terus bertambah jika Anda tidak bisa memenuhi tenggat pembayaran,” jelas sang manajer.
Setelah keduanya saling menandatangani surat kesepakatan, sang pria pun beranjak keluar ruangan manajer.
Tapi tak jauh dari ruangan itu, ternyata ada manajer cabang bank itu yang memperhatikan pertemuan pria dan manajer pusat sejak awal.
“Pak, boleh saya bicara sebentar?” ucap sang manajer cabang.
“Ya, silakan!” jawab sang pria.
“Kenapa Anda hanya meminjam uang tunai senilai 10 dolar? Padahal dengan jaminan surat berharga yang Anda berikan itu, Anda bisa meminjam 500 ribu dolar!” ungkapnya.
Sang pria menahan nafas sejenak. Ia mengatakan, “Saya sudah survei di beberapa jasa penyimpanan surat berharga. Mereka mengenakan biaya jasa yang sangat mahal.”
Sang manajer cabang tampak bingung. Ia seperti tak memahami apa yang dimaksudkan sang pria itu.
“Maksud Anda?” tanyanya kemudian.
“Bayangkan, dengan meminjam uang 10 dolar di bank papan atas ini, saya bisa menyimpan surat-surat berharga saya hanya dengan biaya 60 sen per tahun,” ungkapnya.
“Betapa murahnya, kan?” pungkasnya kemudian.
**
Tak banyak orang yang bisa berpikir terbalik seperti itu. Meminjam uang 10 dolar hanya dalih agar bisa menyimpan surat-surat berharga senilai 1 juta dolar dengan sangat aman dan dengan biaya murah. Dan itu tidak melanggar hukum.
Hal yang sama pernah dilakukan Ibu Nabi Musa alaihissalam. Ia diajarkan Allah subhanahu wata’ala untuk menghanyutkan bayi laki-lakinya yang terancam dibunuh Firaun ke sungai dengan peti.
Bayi itu ditemukan istri Firaun, dan akhirnya diangkat menjadi anak. Masalahnya sang bayi terus menangis minta disusui. Siapa yang Allah izinkan untuk menyusui sang bayi? Ternyata ibunya sendiri.
Sang ibu Nabi Musa bukan hanya mendapatkan jaminan keamanan bayinya, tapi juga bisa menyusui dan merawat sang bayi seperti biasa.
Bukan itu saja. Ia pun memperoleh tempat tinggal dan gaji dari Raja Firaun. [Mh]