Bunda mungkin pernah melihat si kecil yang bahkan masih bayi tersenyum di dalam tidurnya. Ada dua kemungkinan yang terjadi padanya, gerak refleks atau ia sedang bermimpi.
Mereka belum memiliki keterampilan komunikasi untuk menyampaikannya kepada kita. Para peneliti juga masih mencari tahu untuk memahami otak bayi dalam memproses informasi. Ini merupakan faktor besar mengapa manusia bermimpi.
Baca Juga: Rata-Rata Usia Tumbuh Gigi Pada Bayi
Bayi Tersenyum di Dalam Tidurnya
Jika bayi tampak gembira atau kesal saat tidur, kemungkinan ada faktor lain yang berperan. Mari kita lihat siklus tidur si kecil, apa yang kita ketahui tentang mimpi, dan informasi apa yang peneliti masih bekerja untuk mengungkap tentang keadaan bawah sadar bayi.
Mimpi dapat terjadi selama tahap tidur apa pun, tetapi kemungkinan besar terjadi selama REM (rapid eye movement) atau fase tidur aktif, sebagaimana dilansir dari Very Well Family.
Menuru IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), fase tidur REM (rapid eye movement) atau fase tidur aktif pada bayi memiliki ciri- ciri nafas tidak teratur, tubuh cenderung tegang, bola mata bergerak- gerak di bawah kelopak mata dan bayi mudah terbangun dari tidurnya.
Fase ini berperan dapat restorasi emosi dan kognitif bayi. Pada bayi usia 1 bulan, fase REM berkisar 50 persen, tetapi fase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia anak hingga mencapai 20 persen pada usia 3 tahun.
Pada orang dewasa, tidur pada fase ini juga disebut sebagai paradoks tidur, karena ketika otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih relaks.
Mimpi biasanya terjadi pada fase tidur ini, akibat peningkatan aktivitas otak yang di lain sisi kelumpuhan sementara terjadi pada otot, demikian dikutip dari halodoc.com.
Menurut American Academy of Pediatrics, bayi menghabiskan hingga 50% dari tidur mereka dalam fase REM, sedangkan orang dewasa menghabiskan sekitar 20% dari waktu mereka untuk tidur dalam fase ini.
Gelombang otak yang menyerupai tidur REM telah diamati di dalam rahim antara usia kehamilan 25 dan 28 minggu.
Meskipun masih belum meyakinkan, para peneliti berspekulasi ini bisa berarti tidur REM dimulai bahkan sebelum kelahiran.
Jika bayi mengalami tidur REM, maka orang mungkin berasumsi bahwa mereka juga sedang bermimpi.
Namun, para peneliti mengatakan tidak sesederhana itu. Proses bermimpi berarti secara perkembangan mampu berpikir abstrak.
Beberapa ahli saraf percaya bahwa anak-anak pertama-tama harus memiliki kemampuan untuk membayangkan hal-hal secara visual dan spasial untuk diimpikan, dan bayi tidak memiliki kesadaran itu. [Ln]