SEPULUH ribu jam adalah waktu yang dibutuhkan agar seseorang dapat menjadi expert di bidangnya. Hal ini ditulis oleh Randy Ariyanto, seorang motivator sekaligus konselor parenting dari Rumah Pintar Aisha.
Baiklah Bun, sekarang saya ajak untuk mengulas bagaimana caranya untuk menjadi pakar di sebuah bidang.
Pelajari ya Bun tulisan berikut ini, dan pelan-pelan praktikkan kepada anak kita. Setelah Bunda menemukan bakat anak maka jadikan ia expert dalam bakatnya tersebut.
Bagaimana caranya? Coba simak tulisan berikut ini, Bun.
Mengutip buku Ustadz Felix Y. Siauw yang berjudul How To Master Your Habits, bahwa seorang yang ingin menjadi expert itu memerlukan waktu belasan tahun.
Dalam sebuah penelitian, seseorang baru akan menjadi ahli dalam bidang yang dia pilih apabila telah berlatih selama 10.000 jam di bidang itu.
Jika kita berlatih selama 3 jam sehari maka kita butuh waktu selama 10 tahun. Namun jika kita ingin mempercepat keahlian menjadi 5 tahun, kita perlu meningkatkan latihan selama 6 jam sehari.
Lihatlah orang-orang hebat di sekitar kita. Perlu berapa tahun seorang Lionel Messi dan Christiano Ronaldo menjadi seorang pemain sepak bola yang hebat sejagat raya.
Perlu berapa tahun seorang Tiger Wood menjadi seorang pegolf hebat. Perlu berapa tahun seorang Donnie Yen memerankan tokoh IP man yang melegenda.
Perlu berapa tahun Novelis Tere Liye dan Habiburahman membuat novel yang apik dan the best seller. Mereka berada pada level itu dengan usaha yang tidak mudah.
Mereka belajar puluhan tahun untuk berada pada level itu.
baca juga: Apa Itu Sandwich Generation dan Tips Mengurangi Stresnya
Butuh Sepuluh Ribu Jam untuk Menjadi Expert
Lalu kita bertanya, saya sudah bekerja selama puluhan tahun tetapi kenapa saya belum bisa menjadi expert.
Pertanyaan yang bagus. Untuk menjawab pertanyaan itu, coba jawab dulu 4 pertanyaan saya ini. Pertama, apakah kita bekerja cerdas atau bekerja keras.
Bekerja cerdas itu tatkala pekerjaan kita, memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan. Misalnya kita seorang developer aplikasi, penulis, wirausaha, trainer, pemain sepakbola, animator dan lainnya.
Profesi-profesi itu memiliki peluang menjanjikan dalam hal pendapatan di masa depan. Sedangkan bekerja keras itu tatkala kita bekerja berpuluh-puluh tahun namun hasilnya bisa kita tebak.
Penghasilan selama puluhan tahun itu hanya menghasilkan pendapatan yang relatif sama. Misalnya bekerja sebagai penjaga mini market, buruh pabrik, pekerja kantoran.
Nah, sekarang jika kita telanjur di ranah kerja keras, apa yang seharusnya kita lakukan. Jika kita ingin ke ranah kerja cerdas maka kita perlu merintisnya sekarang juga.
Kita tidak perlu keluar kerja sebagai pegawai kantor atau penjaga minimarket. Yang perlu kita lakukan adalah menambah sebagian waktu untuk menuju kerja cerdas.
Kedua, coba perhatikan apakah puluhan tahun kita bekerja, jangan-jangan hanya satu tahun kita belajar selebihnya hanya pengulangan.
Kalau demikian wajar jika kita tidak pernah menjadi expert karena yang kita lakukan sekadar pengulangan.
Ketiga, coba rasakan apakah tiap tahun terjadi peningkatan atas karier kita.
Jika sama saja maka kita tidak sedang menjadi expert tetapi jika kita merasa tiap tahun terjadi peningkatan maka kita telah menuju sebuah kepakaran.
Terakhir, coba ukur sampai dimana ketenaran, kepopuleran di bidang yang kita kuasai. Jika kita tidak populer maka kita tidaklah expert.
Namun jika kita populer dan banyak orang memakai jasa kita maka kita melangkah menuju expert.[ind]