SAHABAT, apakah kamu pernah mendengar istilah Sandwich Generation? Mereka adalah orang yang harus menanggung beban hidup generasi atas dan generasi bawah.
Kalau kamu harus bertanggung jawab atas anak-anak dan juga orangtua/mertua, kamu termasuk generasi ini.
Dikutip dari akun @fpsimercubuana pada 26 Mei 2022, istilah sandwich generation pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller dalam jurnalnya yang berjudul The ‘Sandwich’ Generation: Adult of the Aging pada tahun 1981.
Meskipun telah muncul sejak lama, tetapi istilah ini baru marak digunakan pada abad ke-21. Para generasi sandwich menanggung beban yang sangat berat, tidak hanya beban fisik tetapi juga beban mental.
Mereka berada di tengah-tengah dalam kondisi terhimpit (sandwiched) oleh orang tua yang sudah tidak berpenghasilan dan anak-anak yang harus dibesarkan dengan layak.
Kondisi ini juga memberikan tekanan emosional yang dapat memicu stres bahkan depresi yang mengganggu keseimbangan hidup mereka.
Baca Juga: Generasi Terbaik dalam Islam
Apa Itu Sandwich Generation dan Tips Mengurangi Stresnya
View this post on Instagram
Kondisi ini diibaratkan sebagai sandwich (roti lapis) yang biasanya berisikan daging, sayuran, keju, lalu diapit oleh roti di sisi atas dan bawahnya.
Tipe-tipe Sandwich Generation
Carol Abaya, seorang Aging and Elder Care Expert (dalam Hoyt J. 2021) mengklasifikasikan generasi ini yaitu sebagai berikut.
1. The Traditional
Orang dewasa berusia 40-50 tahun yang dihimpit oleh orangtua yang sudah lanjut usia dan anak-anak yang sudah memasuki usia produktif tetapi belum mandiri secara finansial.
2. The Club
Orang dewasa akhir berusia 60 tahunan yang dihimpit oleh orangtua yang semakin tua dan anak yang sudah dewasa atau bahkan cucunya.
Tipe ini juga berlaku pada kelompok usia dewasa awal berusia 30-40 tahun yang bertanggung jawab atas anak, orangtua dan/atau kakek neneknya.
3. The Open Faced
Siapapun (non-profesional) yang terlibat aktif dalam perawatan lansia.
Baca Juga: Tiga Rahasia Kenapa Generasi Sahabat Nabi Istimewa
Penyebab Lahirnya Sandwich Generation
Banyak hal yang mendasari lahirnya generasi roti lapis ini. Mulai dari orangtua yang berumur panjang dan nonproduktif, hingga anak yang terlambat mencapai kemandirian dari segi finansial.
Namun, pada umumnya, kondisi ini terjadi secara turun-temurun.
Jadi, ketika seseorang terjebak dalam generasi ini, bisa jadi di masa depan, anaknya juga mengalami hal yang sama.
Hal ini disebut sebagai “Siklus Lingkaran Sandwich Generation” (Fauziyah, Z.P. 2021)
Dampak Psikologis dari Sandwich Generation
Tuntutan untuk dapat menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan orangtua menjadi beban yang berat bagi para generasi roti lapis ini.
Beratnya beban ini dapat membuat mereka merasa kelelahan, stres, dan rentan mengalami masalah psikologis.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
Burnout (kelelahan fisik dan mental), depresi, merasa bersalah dan khawatir secara terus menerus.
Merasa tidak mampu menjadi anak, pasangan, dan orangtua yang baik secara bersamaan.
Kesulitan dalam mengelola pekerjaan, hobi, relationship dan waktu untuk diri sendiri (Hoyt, J. 2021).
Baca Juga: Ibu Pendidik Generasi Islam
Tips Bagi Generasi Roti Lapis
Memastikan semua orang dalam kondisi aman, sehat, dan bahagia adalah misi utama sandwich generation.
Namun, mereka seringkali mengabaikan dirinya sendiri.
Berikut ini beberapa untuk membantu mengurangi stres akibat beban yang Anda hadapi sebagai seorang generasi sandwich.
1- Tingkatkan self-compassion
Jangan ragu untuk bercerita dan berbagi cerita dengan orang lain. Self compassion mampu mengembangkan kepuasan diri dan menjaga kesehatan mental seseorang di masa sulitnya.
Selain itu, perilaku ini juga dapat melindungi diri dari self criticism tanpa perlu memandang diri sebagai orang yang lebih baik dibandingkan yang lain.
2- Jangan ragu untuk bercerita dan berbagi cerita dengan orang lain
Berbagi beban dengan bercerita kepada orang lain dapat membantu mengurangi potensi stres akibat beban yang ditanggung.
Dengan bercerita, hati akan terasa lebih lapang dan energi untuk beraktivitas akan terisi kembali. Tapi, bercerita lah pada orang yang tepat, ya!
Selain tips bagi diri sendiri, penting juga bagi pelaku generasi roti lapis ini untuk mulai memikirkan bagaimana memutus rantai generasi ini, terutama dari segi finansial.
Cara Memutus Sandwich Generation
1- Atur arus kas keluarga, usahakan untuk memiliki jumlah penghasilan yang memadai
2- Kelola keuangan dengan bijak dan hati-hati, serta tunda utang konsumtif
3- Buat perencanaan keuangan sejak dini, persiapkan tabungan, asuransi, dan dana darurat
4- Berbagi beban finansial yang sulit ditanggung sendiri bersama kerabat lain.
Sahabat Muslim, itulah definisi sandwich generation dan juga bagaimana tips menghindari stres serta cara memutus rantai generasi ini agar tak terjadi di kemudian hari. Semoga bermanfaat.[ind]