APA tugas paling utama seorang ayah, apakah mencari nafkah? Ternyata bukan, meskipun itu juga tugas seorang ayah. Tugas paling utama seorang ayah adalah menjaga diri dan keluarganya agar tidak masuk neraka.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).
Dan mengajak seluruh anggota keluarganya bisa masuk surga sekeluarga.
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)
Apa arti ayat ini? Randy Insyaha, Penggiat dan Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha menjelaskan, arti ayat tersebut adalah Ayah bertanggung jawab dalam mendidik istri dan anak-anaknya, memberikan ilmu agama.
Jika tidak mampu karena ilmu agama ayah juga belum banyak, bisa memberi fasilitas agar anak mudah mendapatkan ilmu, salah satunya dengan memasukkan anak ke sekolah yang kental dengan nuansa agama, mengajak keluarga ikut pengajian, membelikan buku agama dll.
baca juga: Tujuan Ilmu Parenting Menurut Islam
Tugas Utama Seorang Ayah Bukan Mencari Nafkah
Selain itu, Ayah juga harus menjadi teladan yang baik di rumah. Ayah harus menjadi sosok yang layak diteladani, kesholehannya, akhlaqnya, ibadahnya dll.
Ayah jangan hanya fokus mencari rezeki saja, atau hanya mementingkan kesholehannya saja. Ada tanggung jawab besar di pundakmu untuk membina keluargamu, menyelamatkan mereka dari api neraka.
Jadi para ayah, jangan egois dengan ibadahnya sendiri. Kalau mau egois, nanti di akhirat. Saat di akhirat, setiap orang akan egois. Mereka tidak ingin masuk neraka.
Mereka juga ingin mendapat surga dengan tingkatan lebih tinggi lagi. Maka mereka akan menuntut balas kepada orang-orang yang pernah mendzolimi agar dosa-dosa mereka diambil orang yang mendzolimi sehingga mereka bisa selamat dari neraka atau mereka akan mengambil pahala orang yang mendzolimi agar surganya semakin tinggi derajatnya.
Begitu juga dengan keluarga. Antar keluarga akan saling menuntut jika salah satu dari mereka dirugikan. Anak akan menuntut ayahnya jika anak masuk neraka gara-gara ayahnya tidak mendidiknya dengan baik sehingga sang anak masuk neraka.
Bisa jadi kelak, ada seorang ayah yang begitu percaya diri melangkah ke surga karena pahala ibadahnya yang banyak, dari pahala sholatnya, sedekahnya, puasanya, dzikirnya dll tiba-tiba ada yang seseorang yang berteriak mengadukan dirinya kepada Allah.
Dia adalah anaknya yang masuk neraka, yang mengadu kepada Allah karena saat di dunia, ayahnya abai dengan anaknya. Ayahnya egois dengan ibadahnya sendiri, tidak peduli dengan agama anaknya.
Sang anak mengadu, saat di dunia, ayahnya tidak pernah mengajarinya ilmu agama, tidak pernah mengajaknya beribadah, tidak pernah mengajaknya sholat, puasa, bersedekah.
Bahkan ayahnya diam, di saat anaknya ini melakukan perbuatan dosa. Tidak pernah diajarin, dibimbing, dipahamkan. Di akhirat, anak akan minta keadilan.
Jika anak masuk neraka karena ketidakpedulian ayahnya, maka ayah harus ikut menanggung akibatnya. Sang anak akan meminta pahala ayahnya untuk menyelamatkannya dari neraka.
Jika tidak cukup pahalanya maka sang anak akan memberikan dosanya sehingga ayahnya yang mau melangkah menuju surga tidak jadi malah diseret masuk neraka.
Wahai ayah, semoga saja cerita tadi tidak terjadi pada dirimu. Semoga saja engkau dan keluargamu bersama-sama sukses di dunia dan akhirat, bisa masuk surga bersama.[ind]