MITOS memiliki Yin dan Yang. Ada nilai positif. Tapi ada juga nilai negatifnya. Apa saja?
Sejumlah mitos yang mengakar di masyarakat menyimpan dua sisi: positif dan negatif. Berikut di antara mitos-mitos itu:
Satu, “Pamali motong kuku di malam hari.”
Mitos ini ‘dirilis’ entah tahun berapa. Boleh jadi beredar di saat listrik masih belum seperti sekarang. Ketika malam datang, rumah dan kampung begitu gelap.
Selain tentang penerangan, alat untuk memotong kuku saat itu pun tidak seperti saat ini. Boleh jadi, masih menggunakan pisau silet atau sejenisnya. Mitos ini mencegah anak-anak dari terluka saat memotong kuku di malam hari.
Sayangnya, mitos ini tidak mencantumkan waktu kadaluarsanya. Sehingga di zaman yang terang-benderang saat ini pun orang masih memegang mitos ini.
Dua, “Kupu-kupu masuk rumah, pertanda ada tamu.”
Dilihat dari konteksnya, mitos ini sudah begitu lama. Yaitu, di saat masyarakat masih tinggal di lingkungan pepohonan nan asri. Karena dengan begitulah akan banyak kupu-kupu.
Ketika kupu-kupu masuk rumah, anak-anak akan merasa sangat asing. Mungkin juga takut dan akan mengusir atau membunuh kupu-kupu yang cantik.
Tapi dengan mitos ini, hal yang akan membahayakan kupu-kupu bisa tercegah dengan sendirinya. Karena kupu-kupu itu pertanda sebagai datangnya tamu yang patut dihormati.
Tiga, “Jika tiba-tiba kucing menyeberang memotong perjalanan, maka itu pertanda musibah.”
Kucing memang hewan yang sangat dimuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah melarang umatnya untuk menyakiti atau menyiksa kucing.
Namun, menyayangi kucing tidak berarti memberikan pertanda istimewa terhadap kehadiran kucing. Termasuk ketika kucing menyeberang jalan.
Hal ini karena musibah datangnya dari Allah dan tak seorang pun yang akan tahu kapan hal itu datang. Yang bisa dilakukan adalah berdoa dan tawakal. Bukan membatalkan perjalanan hanya karena ada kucing yang tiba-tiba menyeberang.
Empat, “Jangan keluar rumah di saat Magrib, nanti diculik setan.”
Suasana di mitos ini menunjukkan keadaan masyarakat yang hidup di perkampungan, banyak pohon, sepi, dan masih sedikit penduduk.
Sisi positifnya, menjadikan anak-anak tidak keluyuran saat menjelang malam. Mereka akan berada di rumah, sukarela atau terpaksa. Dan mengaji atau membaca Al-Qur’an menjadi pilihan kegiatan yang paling tepat.
Tentang saat waktu Magrib yang banyak setan memang diisyaratkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa pada saat waktu Magrib setan-setan berkeliaran dan mereka begitu panik ketika berkumandang suara azan.
Karena itu, tutuplah pintu, jendela, dan lainnya agar setan tidak asal masuk karena kepanikan mereka dengan suara azan.
Tapi, kalau sampai setan melakukan penculikan, rasanya agak berlebihan. Dan efek negatif lain, menjadikan anak-anak takut dengan setan. Hal ini bisa melemahkan akidah mereka. [Mh]