SEPERTI inilah perumpamaan dunia yang sebenarnya tidak ada apa-apanya. Lalu, bagaimana kita bisa hanya lebih fokus kepada dunia dan melupakan akhirat? Mari kita renungkan perumpamaan ini agar kita tidak terlalu mengagumi dunia.
Baca Juga: Perumpamaan Mukmin dan Munafik yang Membaca Al-Qur’an
Inilah Perumpamaan Dunia yang Tidak Ada Apa-Apanya
1. Dunia seperti setetes air yang melekat di jari, sedang akhirat merupakan samudera yang sangat luas
وَاللهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هٰذِهِ فِـي الْيَمِّ – وَأَشَارَ يَحْيَ بِالسَّبَّابَةِ – فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِـعُ
“Demi Allah! Tidaklah (kehidupan) dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke lautan (perawi hadits ini yaitu), Yahya memberikan isyarat dengan jari telunjuknya, maka hendaklah dia melihat apa yang dibawa jarinya tersebut?” (HR. Muslim 2858, hadits dari al-Mustaurid al-Fihri)
2. Dunia lebih jelek daripada bangkai anak kambing yang cacat
فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Maka demi Allah, sungguh dunia ini dalam pandangan Allah lebih hina dibandingkan bangkai anak kambing ini dalam pandangan kalian.” (HR. Muslim no. 2957, hadits Jabir)
3. Dunia tidaklah berharga meskipun hanya seberat sayap nyamuk
لَوْ كَانَتِ الدُّنْـيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah sebanding dengan satu sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang kafir meskipun seteguk air.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320 dan Ibnu Majah no. 4110, hadits dari Sahl bin Sa’d, Shahiihut Targhiib no. 3240)
4. Dunia seperti makanan yang dikonsumsi oleh manusia, kemudian setelah itu menjadi kotoran
إِنَّ مَطْعَمَ ابْنِ آدَمَ جُعِلَ مَثَلًا لِلدُّنْيَا وَإِنْ قَزَّحَهُ وَمَلَّحَهُ فَانْظُرْ إِلَى مَا يَصِيْرُ
“Sesungguhnya makanan anak cucu Adam telah dijadikan perumpamaan bagi dunia ini. Walaupun ia sudah diberi bumbu dan garam, maka lihatlah menjadi apa makanan tersebut akhirnya.” (HR. Ahmad dan juga Ibnu Hibban, hadits dari Ubay bin Ka’ab, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3243)
Ustaz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar