BERLIAN Koh-i-Noor sedianya akan menghiasi mahkota yang dikenakan sang permaisuri, Camilla, pada penobatan Raja Charles III. Namun dibatalkan dan diganti dengan mahkota berhias 2.200 permata.
Barangkali Charles dan istrinya masih takut dengan kutukan “pembunuhan” yang menyertainya.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis artikel berjudul “Hujan Berlian” yang menceritakan asal mula berlian yang menghiasi mahkota sang permaisuri.
Kilau berlian itu begitu mempesona. Namun di saat yang sama, berlian itu dianggap terkutuk karena raja yang memakainya akan mengalami kematian yang mengerikan, pembunuhan, dikhianati dan dikalahkan.
Sejarah panjang berawal tahun 1628, kala penguasa Mughal Shah Jahan memerintahkan membuat takhta megah berhiaskan batu permata dengan berlian sebesar 105 carat bertengger di atas burung merak sebagai puncak hiasannya.
Begitu indahnya, hingga berlian itu diberi nama Koh-i-Noor yang artinya Gunung Cahaya dalam bahasa Persia.
Membutuhkan waktu 7 tahun untuk menyelesaikan tahta itu, dengan biaya empat kali lipat dari Taj Mahal, yang juga sedang dibangunnya.
Seabad kemudian, tepatnya pada 1739 Delhi diserang Raja Nader. Ia membantai puluhan ribu nyawa dan merampas emas serta permata, termasuk tahta megah berhias berlian Koh-i-Noor itu.
Begitu banyaknya harta yang dijarah hingga membutuhkan 700 gajah, 4.000 unta, dan 12.000 kuda untuk mengangkutnya.
Baca Juga: Sri Lanka Pamerkan Safir Biru Alami Terbesar di Dunia
Berlian Kooh-i-Noor berada di luar India selama 70 tahun, terus berpindah tangan disertai perebutan berdarah. Bahkan ada seorang raja yang tega membuat buta anaknya sendiri demi berlian ini.
Hingga akhirnya saat kolonial Inggris menguasai India, dibuatlah perjanjian dengan raja boneka yang masih bocah berumur 10 tahun bernama Duleep Singh, yang isinya menyerahkan Koh-i-Noor dan semua klaim kedaulatan.
Sejak itu, Kooh-i-Noor menjadi milik Ratu Victoria. Berlian terkutuk itu lebih banyak dikenakan perempuan, khususnya permaisuri, yang bisa memakainya dengan selamat.
Sedianya, berlian itu akan menghiasi mahkota yang dikenakan Camilla pada penobatan Raja Charles III Sabtu (6/5) lalu.
Namun ternyata rencana itu dibatalkan dan diganti dengan mahkota berhias 2.200 permata. Barangkali Charles dan istrinya masih takut dengan kutukan “pembunuhan” yang menyertainya.
Berlian di Kepala Sang Permaisuri
View this post on Instagram
Berlian 105 carat itu telah memakan banyak nyawa, padahal dibanding batu mulia yang menghiasi mahkota Kisra Persia, berlian itu tak ada apa-apanya.
Mahkota Kisra Persia terbuat dari emas berhias batu mulia dari seluruh penjuru dunia. Saking beratnya, perlu 4-5 orang untuk mengangkatnya.
Saat mengenakannya, mahkota itu diikat dengan 3 rantai emas, sehingga bebannya ada di rantai emas, bukan di atas kepala Kisra.
Mulianya Islam, mahkota serta gelang kebesaran Kisra pernah dikenakan seorang Arab Baduwi dari dusun Madlaji.
Ia adalah Surakah bin Malik, pemburu hadiah yang menemukan jejak Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrahnya.
Kalau di dunia ini berlian begitu berharga, bagi Allah tak sulit untuk membuatnya murah saja bagai tetesan air hujan. Seperti yang terjadi di Planet Neptunus dan Uranus.
Kedua planet itu disebut sebagai planet raksasa es. Hujan yang terjadi di sana bukan hujan air melainkan hujan berlian.
Hujan berlian terjadi karena adanya panas dan suhu di bawah permukaan es yang bisa memecahkan komponen hidrokarbon.
Menurut tim peneliti, berlian di Uranus berukuran mencapai jutaan karat dan berserak bagaikan genangan air hujan di mana-mana! Tertarik?[ind]