ChanelMuslim.com – Buku Married with Brondong ini ditulis oleh Mira Rahman dan Vbi Djenggoten. Buku setebal 124 halaman ini diterbitkan oleh Bikumiku.
Sebelum keduluan! Maksudnya, komik ini dibaca oleh sang istri juga. Terus berlomba meresensi buku. Tepatnya tidak ada perjanjian meresensi, tetapi sang suami ingin meresensi duluan sebelum keduluan sang istri.
Saat diskusi; sang istri mengatakan akan kuresensi setelah baca sekali lagi. Sang suami dalam hati berkata, aku sudah dua kali akan kuresensi duluan. He he he…
Berbagai novel telah dibaca sang suami, walau tak sebanyak sang istri yang memang doyan baca tepatnya mungkin addicted (ketagihan) baca.
Dari berbagai novel yang dibaca sang suami, selalu mendapati membaca berlembar-lembar terlebih dahulu barulah sang suami akan mendapatkan nilai atau hikmah yang terkandung dari novel yang dibacanya.
Membaca novel pada umumnya menghabiskan waktu berjam-jam, bisa berhari-hari dan bila novelnya bergenre sastra berat bisa jadi novel tersebut tidak seberuntung novel-novel lainnya akan disingkirkan dan tak disentuh bahkan dibaca lagi.
Fiyuuuh mungkin ini yang menyebabkan di Indonesia budaya bacanya rendah. Adakah yang melakukan penelitian tesis antara hubungan tebal novel dengan minat baca?
Kalau sudah ada pastilah tesisnya juga enggak dibaca karena isinya juga sangat tebal dengan bahasa berat. Hikss.
Namun, pandanganku hancur total dengan datangnya novel yang satu ini. Bercover cerah dengan Pink metallic benar-benar mempesona mata ini.
Dengan ilustrasi seorang tokoh dengan bunga dalam genggaman yang ingin diberikan kepada tokoh wanita.
Tertulis “Married With Brondong” judul novel ini. Tunggu dulu, ini tidak berlembar-lembar atau setebal novel-novel biasanya. Cukup ringan, membuat dahi tak berkerut, mengundang untuk segera membacanya.
Uniknya, novel ini tak seperti novel umumnya yang berisi kata-kata, paragraf-paragraf yang membuat lelah mata. Kebalikannya novel ini bergenre novel grafis, apa maksudnya?
Baca Juga: Kiat Langgeng dalam Pernikahan Jarak Jauh
Married With Brondong
Maksudnya adalah novel ini merupakan komik dengan gaya penceritaan seperti novel. Memiliki latar tempat, setting tempat dan yang terpenting adalah pelajaran-pelajaran hidup yang didapat dari novel grafis ini.
Intinya sang suami membacanya dua kali dalam waktu 1 jam saja, dan terus ingin lagi membacanya. Seru dan membuat terus penasaran sehingga ingin baca lagi-ingin baca lagi.
Terinspirasi dari kisah nyata dengan menghadirkan tokoh wanita bernama “Jo” dan tokoh pria bernama “Bo”, antara Jo yang lebih tua 7 tahun dari Bo yang masih berusia 25 tahun.
Jadilah novel grafis ini diberi judul “Married with Brondong”. Kemudian lembar demi lembar begitu tertata alur ceritanya, layaknya sebuah novel umumnya.
Bo: “Tapi tetep, kalo udah nikah, segala pengeluaran sebisa mungkin dari gajiku, standar kita adalah gajiku”
Bo: “Uang Mbak adalah uang Mbak, Uangku adalah uang kita”
Bo: “Aku enggak mau uang Mbak terpakai buat kebutuhan rumah tangga”
Bo: “Kalau gajiku kurang maka aku akan cari sidejob…kalo gajiku cukup sidejob jalan terus”
Jo: “Oke aku sangat menghargai itu…”
Penggalan dari -halaman 47- yang sangat mencerahkan.
Seru!, sederhana dan penuh hikmah dan pelajaran kehidupan. Isinya sangat filosofis namun sederhana dan langsung menendang hati.
Apalagi bagi sang suami yang baru genap 1,5 bulan menikah. “Bisa dipraktikkan” dalam hati sang suami.
Dan masih banyak lagi keseruan dalam novel grafis ini. Ah, sang suami sudah membacanya dua kali. Malah pengen baca lagi sampai hapal deh, he he he.
Semua harus baca buku ini dari tua, muda, pengantin baru, pengantin lama dan pengantin-pengantinan juga harus baca. Subhanallah banyak kisah, pelajaran dan hikmah dalam novel grafis ini.
Enggak rugi membaca dan mengoleksinya. Semoga bermanfaat. Untuk Mas Vbi dan Mba Mira ditunggu novel-novel grafis yang selanjutnya.[Yyn/ind]
Resensi oleh: https://kripikyayan.blogspot.co.id/2012/09/meresensi-married-with-brondong.html