SAHABAT Muslim, yuk ketahui kebahagiaan dan keberkahan yang terhimpun dalam Ramadan agar ibadah puasa tidak terasa berat. Hal ini dijelaskan oleh Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَا نَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰ نُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَا لْفُرْقَا نِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ ۗ وَمَنْ کَانَ مَرِ يْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ يُرِ يْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِ يْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.
Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
(QS. Al-Baqarah: 185)
Ayat ini menyampaikan motivasi lain bagi jiwa untuk memanfaatkan bulan ramadan. Di dalam bulan ini ada keberkahan yang melimpah.
Karena itu, diungkapkan dengan “bulan” untuk mengesankan keberkahan dan keutamaannya yang melimpah di sepanjang bulan.
Di dalam bulan ini, ada dua kemuliaan dan keutamaan yang dihimpun. Ada dua kebahagiaan dan keberkahan yang dihimpun.
Baca Juga: Tiga Kunci Sukses Bulan Ramadan
Ketahui Kebahagiaan dan Keberkahan Ramadan agar Ibadah Puasa Tidak Terasa Berat
Ada dua sumber kekuatan dan energi yang disatukan, yaitu puasa dan diturunkannya al-Quran di bulan ramadan.
Keduanya (puasa dan al-Quran) sama-sama memberikan syafaat kepada orang beriman di akhirat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al Qur’an kelak pada hari kiamat akan memberi syafa’at kepada seorang hamba.
Puasa berkata: Duhai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku memberi syafa’at kepadanya.
Dan Al Qur’an berkata: aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya.
Beliau melanjutkan sabdanya: maka keduanya (puasa dan Al Qur’an) pun akhirnya memberi syafa’at kepadanya.” (Musnad Ahmad 6337)
Manfaat ukhrawi ini menjadi motivasi tersendiri bagi jiwa yang beriman.
Keduanya juga menjadi sumber kekuatan bagi orang-orang beriman untuk melakukan perubahan besar dalam kehidupan.
Dengan al-Quran, bangsa Arab yang sebelumnya tidak dikenal di kalangan bangsa-bangsa lain, bahkan hanya dikenal sebagai bangsa penggembala kambing,
bisa berubah menjadi para pemimpin dunia dan pembangun peradaban Islam selama berabad-abad lamanya dalam sejarah umat manusia.
Pada bulan ramadan, kaum muslimin mengawali perubahan besar dalam sejarah kehidupan mereka melalui kemenangan yang menjadi tonggak kebangkitan mereka dalam perang Badar.
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْـتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.”
(QS. Ali ‘Imran: 123)
Fakta sejarah ini seharusnya juga memberikan semangat bagi jiwa-jiwa beriman untuk memulai perubahan signifikan dalam kehidupan ini.
Apalagi prinsip perubahan yang diajarkan al-Quran sejalam dengan nilai-nilai spiritual yang terasa sangat kuat di bulan ramadan ini.
Perubahan harus dimulai dari perubahan jiwa atau mentalitas sebagaimana diisyaratkan firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (ar-Ra’d: 11).[ind]