ChanelMuslim.com – Sudah tahu belum kalau kacamata bisa di klaim di BPJS? Sayangnya sebagian peserta BPJS kesehatan masih banyak yang belum tahu tentang informasi tersebut. Minimnya informasi mengenai prosedur klaim kacamata membuat sebagian peserta tidak bisa mendapatkan klaim kacamata tersebut.
Tapi tunggu dulu nih, sebelum melakukan klaim kacamata ke BPJS kesehatan, sobat ChanelMuslim.com wajib membayar iuran BPJS dulu di tiap bulannya. Nah, selanjutnya bisa melakukan keempat cara berikut untuk klaim kacamata di BPJS kesehatan:
1. Datang dulu ke Faskes (Fasilitas Kesehatan) 1 berupa klinik atau Puskesmas yang tertera pada kartu BPJS kesehatan. Dokter di faskes 1 akan memberikan surat rujukan ke dokter spesialis mata di faskes 2 (rumah sakit terdekat yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan).
2. Datang ke faskes 2 dengan membawa berkas yang diperlukan seperti fotocopy KTP, fotocopy kartu BPJS, dan fotocopy surat rujukan. Dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan mata dan memberikan resep kacamata berupa jumlah minus, plus, atau silinder. Ukuran kacamata yang disubsidi adalah lensa spheris minimal 0,5 Dioptri dan lensa silindris 0,25 Dioptri.
3. Datang ke BPJS Center yang ada di rumah sakit untuk meminta stempel dan daftar nama optik yang melayani BPJS kesehatan. Pada beberapa rumah sakit yang belum tersedia BPJS Center, biasanya peserta akan direkomendasikan untuk ke kantor BPJS kesehatan terdekat untuk meminta stempel sekaligus mendapatkan daftar nama-nama optik yang melayani pembelian kacamata dari peserta BPJS.
4. Datang ke salah satu optik terdekat yang melayani peserta BPJS. Peserta dapat memilih kacamata yang nyaman dan sesuai. Waktu tunggu pembuatan kacamata biasanya kurang lebih empat sampai tujuh hari.
BPJS kesehatan dapat memberikan pelayanan subsidi pembelian kacamata sekali dalam dua tahun dan besaran subsidi sesuai dengan tingkatan kelas peserta BPJS kesehatan. Adapun besaran biaya subsidi kacamata yang diberikan, yaitu: a) peserta BPJS kelas satu sebesar Rp. 300.000,- b) peserta kelas dua sebesar Rp. 200.000,- c) peserta kelas tiga sebesar Rp. 100.000,-
Apabila besarnya subsidi cukup untuk membayar harga kacamata, maka pasien tidak perlu mengeluarkan biaya pribadi. Sebaliknya, bila harga kacamata melebihi biaya subsidi, maka pasien akan menambahkan biaya pribadi untuk membeli kacamata. Meskipun biaya klaim kacamata tidak ditanggung sepenuhnya oleh BPJS kesehatan. Setidaknya peserta BPJS kesehatan dapat terbantu dengan adanya subsidi biaya pembelian kacamata. (Ilham)