KUBUR manusia terlaknat, Abu Lahab. Di Saudi, ada satu makam yang sangat “terkenal” karena tak ada yang ingin mengunjunginya.
Kementerian Urusan Kota, Pedesaan dan Perumahan Arab Saudi menginstruksikan sejumlah wali kota untuk membuat pemakaman bagi non-Muslim di wilayah mereka.
Hal itu diperlukan ketimbang memindahkan jenazah mereka ke pemakaman terbatas seperti yang terjadi Jeddah di masa lalu. Demikian penjelasan Kementerian Saudi, sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Senin (6/2).
Menariknya, tidak seperti pemakaman Muslim yang nyaris tanpa penanda, pemakaman non Muslim itu nantinya akan diberikan penomoran untuk memudahkan keluarga menziarahi makam kerabatnya.
Ketersediaan lahan pemakaman menjadi masalah di kota-kota besar dunia. Seperti yang terjadi di Jakarta.
Sebagai contoh, di Jakarta Selatan, ada 20 TPU yang dikelola pemerintah. Tingkat keterisiannya saat ini hampir 100 persen.
Hanya beberapa TPU besar yang dimungkinkan menerima pemakaman baru. Itu pun hanya bisa dilakukan dengan sistem tumpang.
Alias, jenazah ditumpangkan di atas makam kerabatnya yang sudah lebih dulu wafat.
Terbatasnya lahan pemakaman mendorong munculnya bisnis pemakaman swasta yang menjual kavlingnya dengan harga fantastis.
Sebuah pemakaman mewah yang terletak di Kabupaten Karawang memasang tarif terendah untuk tipe single antara Rp43 juta hingga Rp101 juta.
Sementara di kelas tertinggi yaitu tipe peak estate, harga terendahnya mencapai Rp4 miliar!
Kembali ke Saudi, ada satu makam yang sangat “terkenal” karena tak ada yang ingin mengunjunginya.
Sewaktu umrah kemarin, ketika adik saya menanyakan pada resepsionis hotel di mana lokasi makam itu, petugas malah mengernyitkan dahi,
“Mau apa ke sana? Tidak ada orang yang mau ke sana,” jawabnya dengan mimik heran.
Makam itu posisinya 3-4 km dari Masjidil Haram. Di sebuah bukit yang diberi nama Jabal Abu Lahab atau Gunung Abu Lahab.
Sesuai dengan namanya, di tempat itulah manusia yang terlaknat dalam Alqur’an itu dikuburkan.
Baca Juga: Perjalanan Membalut Duka
Kubur Manusia Terlaknat, Abu Lahab
View this post on Instagram
Syahdan menjelang ajalnya, Abu Lahab sakit parah. Dari tubuhnya menguar bau busuk hingga tak ada seorang pun yang mau mendekat, padahal ia adalah pembesar Quraisy yang sangat kaya raya.
Hingga ajalnya tiba, bau busuk itu kian menjadi. Sampai beberapa hari jasadnya tak ada yang mau menguburkan saking tak tahan dengan baunya.
Akhirnya, kaum Quraisy menggali kubur yang tak jauh dari rumah Abu Lahab, jasadnya lalu didorong dengan kayu hingga masuk ke dalam liang itu.
Dari kejauhan, orang-orang melempari kuburnya dengan batu hingga mereka yakin mayatnya telah timbunan batu.
Perkampungan itu dinamakan Kampung Abu Lahab. Saat ini kondisinya sangat sepi, nyaris tak berpenghuni.
Banyak rumah tua yang dibiarkan mangkrak ditinggal penghuninya. Kotor, berdebu dan sampah berserakan. Ada juga sebuah hotel tua yang terlihat tak ada pengunjungnya.
Begitulah kubur manusia terlaknat itu. Sejak di dunia pun tak ada yang mau mendekat, kelak di akhirat tubuhnya akan menjadi santapan api neraka yang menyala-nyala.
Naudzubillah min dzalik![ind]