KONSELING Traumatik adalah upaya konselor untuk membantu konseli yang mengalami trauma. Kegiatannya melalui proses hubungan antar pribadi sehingga konseli dapat memahami diri.
Sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya, konseli berusaha untuk mengatasi jika terjadi peristiwa yang sama di kemudian hari.
Konselor Keluarga Cahyadi Takariawan menulis tentang konseling traumatik dan karakteristiknya.
Apa Itu Konseling Traumatik?
Menurut Psikolog Carl Rogers, konseling merupakan hubungan terapi antara konselor dan konseli yang bertujuan untuk melakukan perubahan pada klien.
Rogers melihat konseling merupakan salah satu upaya mengatasi konflik, hambatan dan kesulitan dalam memenuhi kebutyuhan seseorang, juga sebagai upaya meningkatkan mental seseorang.
Baca Juga: Mengenal Teknik Open Question dalam Konseling
Karakteristik Konseling Traumatik
Adapun karakteristik konseling traumatik adalah sebagai berikut.
1) Memerlukan waktu lebih panjang
Memerlukan waktu yang lebih panjang dibandingkan konseling biasa. Konseling traumatik bisa memerlukan waktu satu sampai duapuluh sesi.
Pada konseling biasa –terlebih dengan solution focused brief counseling, cukup memerlukan satu sampai enam sesi.
2) Fokus pada satu masalah
Konseling ini akan berfokus dengan satu masalah trauma yang dialaminya, sedangkan pada konseling biasa akan menghubungkan satu masalah dengan yang lainnya.
3) Melibatkan orang-orang terdekat
Konseling ini lebih banyak melibatkan orang lain dalam membantu memulihkan trauma.
Konselor berusaha mengarahkan, mensugesti, memberi saran mencari dukungan dari keluarga dan teman konseli, serta mengusulkan berbagai perubahan lingkungan untuk si konseli.
4) Berorientasi pemulihan
Lebih menekankan pada pemulihan kembali terhadap klien pada keadaannya sebelum terauma serta mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannnya yang baru.[ind]
Sumber:
1. Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, Bandung: Refika Aditama, 2009.
2. Jayne Leonard, What is Trauma? What to Know, https://www.medicalnewstoday. com, 3 Juni 2020
3. Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya, Dakwah Ar-Raniry Press, Aceh, 2016