SETELAH lelah beraktivitas seharian, tidur di penghujung hari adalah sebuah kenikmatan yang Allah beri kepada hamba-Nya. Akan tetapi, sebagaimana Rasulullah, kita dianjurkan untuk bangun di penghujung malam untuk melaksanakan shalat malam, dan ini terbukti baik untuk kesehatan.
Namun, sebagian orang kesulitan untuk bangun melakukan shalat tahajud karena khawatir kurang tidur yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan produktivitas.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kebutuhan tidur bagi manusia secara umum adalah 8 sampai 10 jam perhari.
Baca Juga: Doa yang Terkabul Karena Sering Shalat Malam dan Puasa
Penelitian Menunjukkan Shalat Malam Setelah Bangun Tidur Baik untuk Kesehatan
Nabi sendiri tidur sedikit di malam hari, lalu berdiri untuk melaksanakan shalat malam di penghujung malam. Penelitian lain mengkonfirmasi bahwa apa yang dilakukan Nabi Muhammad mungkin sehat bagi sebagian orang.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun di penghujung malam. Lalu beliau melakukan shalat.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)
Dikutip dari About Muslim, Dr. Karim Burns menyebutkan bahwa, sebuah penelitian selama enam tahun terhadap lebih dari satu juta orang Amerika menunjukkan bahwa tidur malam yang nyenyak berlangsung selama tujuh jam.
Pemimpin penelitian, Daniel F. Kripke, MD, berkata, “Anda benar-benar tidak perlu tidur selama delapan jam dan Anda tidak perlu mengkhawatirkannya. Ternyata sangat aman untuk tidur hanya tujuh, enam, atau bahkan lima jam semalam.”
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa saat tidur menghambat pelepasan hormon Thyroid-stimulating hormone (TSH) yaitu hormon yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid yang dapat membantu mengontrol metabolisme.
Diperkirakan 25 persen hingga 35 persen pasien depresi memiliki kadar TSH yang rendah.
Oleh karena itu, tetap terjaga sepanjang malam atau dini hari meningkatkan hormon tersebut. Ini sejalan dengan kebiasaan Nabi, yaitu tidur di awal waktu yaitu setelah shalat isya’ dan bangun di penghujung malam atau diri hari untuk beribadah.
Pasien depresi di Eropa diarahkan untuk melakukan terapi dengan tidur lebih awal selama seminggu, dan bangun tengah malam.
Kemudian ia kembali ke jadwal tidur normal dengan bangun sedikit lebih lambat dari sebelumnya, tetapi sebelum matahari terbit.
Terkadang kita membutuhkan tidur yang berkualitas bukan lamanya waktu tidur. Selain penerapan jam tidur dan jam bangun sebagai mana yang dicontohkan Rasulullah di atas, mengubah kebiasaan makan yang lebih sehat menjadi faktor penentu tidur yang berkualitas.
John McDougal, penulis beberapa buku diet, menawarkan perbedaan lebih lanjut antara orang yang membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit waktu tidur.
Ia mengatakan dalam bukunya The Quick McDougal Cookbook, bahwa orang sehat biasanya hanya membutuhkan waktu tidur 5-7 jam setiap malam.
Jika kita mencontoh Nabi, tidur setelah isya’ katakanlah jam delapan atau sembilan malam, lalu kita bangun untuk shalat malam jam satu pagi atau dua pagi, artinya kita sudah cukup tidur selama 5 jam. [Ln]