JIKA gurumu terjatuh dalam kesalahan, apa yang harus dilakukan? Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin berkata,
فاحترم المعلم, وإذا أخطأ وتيقنت خطأه فلا تقم أمام التلاميذ ترد عليه, لأن هذا غير لائق وهذا يوجد انتقاص المعلم، والطلاب إذا انتقصوا المعلم لم ينتفعوا منه, بل بإمكانك أن تتركه حتى يخرج من مكان الدرس ثم تكلمه بهدوء وتبين له ما رأيته من خطأ, فقد تكون أنت المخطئ, فإذا حصل التفاهم فلابد من الوصول إلى الحق مع حسن النية, فإذا رجع الأستاذ عن خطئه في المقابلة التالية فهذا هو المطلوب، وإن لم يرجع فحينذ لك العذر أن تقوم وتورد إشكالا لا تعليما بمعنى لا تقوم كأنك معلم له, تقول: يا أستاذ! أخطأت! مثلا, لكن تورد إشكالا فتقول: لو قال قائل كذا وكذا حتى يتم الأمر على الوجه المطلوب مع احترام المعلم.
Baca Juga: Sudahkah Kamu Doakan Gurumu Hari ini?
Jika Gurumu Terjatuh dalam Kesalahan
“Muliakanlah pengajarmu! Apabila dia terjatuh ke dalam kesalahan dan diyakini benar-benar itu kesalahannya, maka janganlah engkau berdiri di hadapan murid-murid lainnya untuk membantahnya karena yang demikian ini tidak layak dan menjatuhkannya.
Apabila murid-murid menjatuhkan seorang pengajar, maka mereka tentu tidak mengambil manfaat terhadapnya.
Namun, memungkinkan bagimu untuk membiarkannya terlebih dahulu sampai dia keluar dari tempatnya kemudian setelah itu sampaikan kepadanya dengan tenang dan jelaskan apa yang engkau pandang berupa kesalahan tadi, bisa jadi engkau yang salah.
Apabila terjadi saling memahami, maka pasti akan sampai kepada kebenaran disertai dengan niatan yang baik.
Apabila pengajar tersebut mengakui kesalahannya di pertemuan yang akan datang, inilah yang diharapkan, jika tidak, maka engkau memiliki alasan untuk berdiri dan menyampaikan sesuatu yang menjanggal, bukan mengajari.
Yakni jangan engkau memposisikan dirimu seperti seorang pengajar dengan berkata,
‘Wahai ustadz engkau salah!’
Namun, engkau bisa bertanya kembali seperti ‘bagaimana jika ada yang berkata, begini dan begini,’ sehingga urusannya menjadi sempurna sesuai dengan yang diinginkan disertai dengan tetap memuliakan pengajar.”
[Cms]
Sumber:
Liqā’ al-Bāb al-Maftūh, 213/7.
Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar.
https://t.me/alfudhail