DALAM surat Al-Baqarah ayat 143, dijelaskan bahwa Allah menjadikan umat Islam sebagai umat pertengahan. Apa maksudnya itu? Sederhanya, maksud dari umat pertengahan adalah umat pilihan yang terbaik karena adil dan seimbang dari segala macam aspek. Bisa dari keyakinan, pikiran, sikap, sampai perilaku.
Jadi, dengan menyadari hal tersebut, kita bisa menerapkan prinsip-prinsip seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu agar selalu berlaku adil dan seimbang dalam hidup.
Baca Juga: Islam Dirancang untuk Memberi Kebaikan Umat
Maksud Umat Pertengahan dalam Al-Baqarah Ayat 143
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ١٤٣
Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.
Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Q.S. Al-Baqarah: 143)
Kenapa Umat Islam Disebut Umat Pertengahan?
Alasan umat Islam disebut umat pertengahan adalah karena umat Islam harus memahami realita kehidupan dengan baik. Lihatlah dan sesuaikan dengan kenyataan yang ada dalam hidup ini.
Sebagai umat Islam, kita bahkan diperintahkan untuk tidak melupakan dunia. Maksudnya, tetaplah berusaha untuk mencari rezeki halal di dunia, tetapi tidak lupa untuk menyiapkan bekal di akhirat.
Dr. Muhammad Zainul Majdi M.A. atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menjelaskan bahwa yang disebut umat pertengahan atau ummatan wasathan itu ada beberapa ciri-cirinya.
Ciri-Ciri Ummatan Wasathan
1. Memahami realitas kehidupan dengan baik. Jadi, Islam itu ada dalam ruang dan waktu. Islam datang tidak membenturkan diri dengan nilai-nilai baik yang sudah ada.
Namun, Islam menyerap nilai-nilai itu dan menjadikannya sebagai bahan memperkaya praktik-praktik keislaman.
Di dalam tuntunan-tuntunan yang ada diberikan norma-norma. Apa normanya? bermusyawarahlah, tegakkan keadilan. Jangan sampai bersikap zalim kepada siapa pun.
2. Umattan wasathan juga ditunjukkan dengan skala prioritas. Apa prioritas kita sebagai umat? Tentunya, prioritas kita bukanlah saling berdebat satu sama lain karena berbeda pendapat.
Sebagai umat Islam, kita perlu menyadari bahwa Islam itu rahmat untuk seluruh alam. Jadi, TGB mengungkapkan bahwa Rasulullah itu memberikan contoh yang beragam karena umat Islam ini memang beragam.
Oleh sebab itu, tidak heran terdapat banyaknya perbedaan pendapat.
Kesimpulannya, umat pertengahan atau ummatan wasathan artinya kita menempatkan diri di pertengahan. Tidak berlebihan dalam beragama dan tidak juga mengurangi apa yang diperintahkan oleh Allah.
Kita harus melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sesuai apa yang ada dijelaskan di Al-Qur`an dan Hadits. Semoga kita semua bisa menjadi umat terbaik dengan memosisikan diri sebagai umat pertengahan ini. [Cms]