DAKWAH memiliki dampak positif dan negatif bagi dakwah. Ketika medsos mulai berkembang di masyarakat, dakwah menjadi mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Dari anak kecil, remaja, dewasa, sampai orang tua. Dari yang tinggal di kota, desa, pelosok, dan lain sebagainya. Selama terhubung dengan internet dan medsos, dakwah bisa diterima oleh siapa saja dan di mana pun berada.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Konten Dakwah yang Bagus dan Menarik di berbagai Media Sosial
Dampak Media Sosial bagi Dakwah
Apabila dipandang secara sekilas, adanya medsos berarti memberi dampak positif bagi dakwah. Kita yang kesulitan menemukan tempat belajar Islam secara offline, kini mudah menemukannya di medsos.
Selain itu, kita juga tidak perlu khawatir waktu belajar berbenturan dengan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Kita bisa belajar kapan pun kita mau.
Kemudian, dari medsos, kita juga bisa mengenal sosok-sosok guru hebat yang banyak mengajarkan tentang Islam. Semua itu bukti dari betapa positifnya media sosial.
Namun, ketika ditelusuri lebih jauh, tidak dapat dimungkiri, dampak negatif dari aplikasi ini juga mengintai.
Oleh sebab itu, dari sisi penerima dakwah, kita harus bijak dalam menerima dakwah dari medsos. Tidak jarang, kita tidak sadar menemukan ‘suatu’ ayat atau kutipan yang dikatakan bahwa itu dalil dari Allah dan Rasul-Nya.
Padahal, ketika ditelusuri, ternyata itu semua adalah bohong. Entah apa tujuannya, tetapi memang banyak kutipan-kutipan yang sebenarnya bukan termasuk dalil, tetapi seolah-olah itu semua dibungkus mengatasnamakan firman Allah atau hadits Rasulullah.
Hal ini tentu saja berbahaya. Di sinilah kita perlu berhati-hati dalam bermain media sosial. Permasalahan lainnya lagi, dari sisi pendakwah, kita juga rentan saling berselisih paham dengan pendakwah lainnya.
Hanya karena berbeda, bisa menimbulkan rasa tidak suka terhadap pendakwah lainnya. Padahal, pendapat yang disampaikan sama-sama ada dalil kuatnya sehingga tidak ada yang salah.
Oleh sebab itu, ketika berdakwah, kita harus meninggalkan rasa ingin dipuji, merasa paling benar sendiri, dan semacamnya. Prinsipnya, dakwah itu mengajak orang untuk melakukan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
Kalau sesama pendakwah berselisih, bagaimana tanggapan mereka yang menerima dakwah itu? Tentunya, mereka menjadi kebingungan.
Kebaikan apa yang mereka bisa ambil dari pertengkaran tersebut? Justru perselisihan itu bisa menimbulkan kemungkaran seperti rasa iri, benci terhadap orang lain, dan semacamnya.
Jadi, ketika membicarakan dampak media sosial bagi dakwah, syiar Islam sangat menyebar pesat dengan adanya medsos. Semua orang menjadi mudah mengenal sekaligus belajar Islam dari medsos.
Namun, memang tidak semua yang tersebar adalah hal yang benar atau sesungguhnya.
Oleh sebab itu, kita wajib berhati-hati dan harus mampu memfilter mana yang baik dan buruk.
Jangan menelan mentah-mentah apa yang kita terima di medsos. Lakukan pengecekan setiap menerima informasi dan tinggalkan perselisihan.
Usahakan untuk tetap memiliki guru yang bisa kita temui di dunia nyata. Jadi, ketika ada sebuah hal yang kita temukan di medsos, kita bisa bertanya langsung kepada guru kita.
Jangan takut apabila ingin berdakwah di media sosial. Hal terpenting adalah sesuatu yang kita sampaikan merupakan kebenaran yang bersumber dari Al-Qur`an dan Hadits. [Cms]