RASULULLAH memiliki beberapa firasat yang beliau rasakan saat ajalnya sudah dekat. Firasat ini telah dirasakannya bahka dua tahun sebelum beliau meninggal dunia, yaitu setelah terjadinya Fathu Mekkah di tahun 8 H.
1. Setelah Fathu Mekkah dan Turunnya surah An-Nasr.
Pada tahun 8 H Rasulullah dan umat Islam berhasil menakhlukkan kota Mekkah dengan jalan damai tanpa peperangan. Kembalinya Mekkah pada genggaman umat Islam ini juga menjadi tanda kemenangan Islam.
Umat Islam dari berbagai penjuru berbondong-bondong menemui Rasulullah di Madinah untuk menyatakan keislaman mereka. Padahal sebelum Fathu Mekkah, Rasulullah sering melakukan perjalanan ke berbagai wilayah untuk mendakwahkan Islam.
Baca Juga: Sebelum Wafat Rasulullah Diberi Pilihan antara 2 Kehidupan
Firasat yang Rasulullah Rasakan Saat Ajalnya Sudah Dekat
Mereka yang menemui Rasulullah setelah Fathu Mekkah itu tidak hanya datang atas nama individu, namun sebagai perwakilan atas kelompoknya. Hal ini dibuktikan dari turunnya surah An-Nasr ayat -4 di akhir tahun 8 H setelah Fathu Mekkah.
Melihat Islam yang semakin berjaya ini, menjadi firasat bagi Rasulullah bahwa ajalnya tidak akan lama lagi. Hal ini dikuatkan pula dari penafsiran Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu beberapa tahun setelah Rasulullah wafat, saat ia ditanya oleh Umar tentang surah tersebut.
Ia mengatakan, “Surah an-Nasr adalah penanda dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diberitahukan Allah kepadanya.” (Sumber: Shahih Bukhari & al-Mu`jam al-Kabir karya ath-Thabrani)
2. Jibril datang dua kali di Ramadan Terakhir Rasulullah
Setiap bulan Ramadan, Jibril turun kepada Rasulullah untuk saling menyimak Al-Quran. Namun pada tahun 10 H, pada Ramadan terakhir Rasulullah, Jibril datang dua kali di bulan tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membisikkan kepada Fatimah (anaknya), terkait kedatangan Jibril itu, “Aku merasa itu pertanda dekatnya ajalku.” (Sumber: Shahih Bukhari)
3. Rasulullah mengatakannya di momentum Haji Wada’
Pada Haji Wada’ yang terjadi pada tahun 10 H, Rasulullah menyampaikan beberapa pesan kepada umat Islam yang datang dari perjuru jazirah Arab.
Di awal pidatonya, Rasulullah menyatakan, “Barangkali aku tidak akan berjumpa lagi dengan kalian setelah tahun ini.” (Sumber: Sunan at Tirmidzi)
4. Ada zikir yang selalu diulang oleh Rasulullah
Menjelang wafat Rasulullah selalu mengulangi zikir yang memiliki makna sama dengan ayat ke-3 surah an-Nasr.
فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”
`Aisyah radhiyallahu ‘anhaa dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhaa berkata, “Kalimat yang paling banyak disebut Nabi menjelang wafat adalah, “Subhanaka wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu ilaika (Maha Suci Engkau Wahai Allah, dengan pujian untukmu. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu)” (Sumber: Shahih Muslim dan al-Mu`jam al-Ausath karya ath-Thabrani)
Firasat-firasat yang Rasulullah rasakan ini tentunya tidaklah semu, namun hadir dengan bukti-bukti nyata telah sempurnanya ajaran Islam yang dibawanya. Amanah sebagai utusan yang menyampaikan risalah Allah telah ditunaikan tanpa satupun yang terabaikan. [Ln]