GEMERLAP cahaya dari Palestina. “In an efforrt to understand how Palestinians stay so resilient despite enduring years of oppression under I*r*eli occupation, I’ve been reading Qur’an.”
“I began reading the Qur’an yesterday and it’s beautiful. I’m not Muslim, but I stand with you Palestine.”
“Just got the Qur’an and started reading it for the first time. I’m sorry it took this to make this happen.”
“I converted to Islam 3 days ago and now I’m learning more about Qur’an is healing and mercy for the believers.”
Allahu akbar!
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis, begitu ramainya warganet yang berbondong-bondong memposting interaksinya dengan Alquran, hingga media internasional TRTWorld mengangkat isu:
“Social media users have started exploring the holy Quran.”
Tersebab mereka takjub melihat apa yang terjadi di Palestina hari-hari ini. Bagaimana manusia-manusia terpilih itu begitu kuat, gagah berani sekaligus sabar menghadapi tragedi kemanusiaan ini.
Termasuk orang-orang Yahudi sendiri, “As a jewish I’ve never laid my eyes on the Qur’an before, but I was amazed by the strength of the Palestinian people.”
Kondisi ini mirip dengan apa yang terjadi di Amerika setelah peristiwa 11 September. Banyak yang baru pertama kali mengenal Islam dan memutuskan memilih Islam tersebab peristiwa itu.
Salah satunya, CGTN mewawancarai aktivis Ohio dan Delegasi Konvensi Nasional Demokrat, Cynthia Cox Ubaldo, yang masuk Islam setelah peristiwa 11 September.
Ubaldo mengatakan tertarik pada Islam saat ia meneliti serangan teroris oleh ekstremis.
Dalam rentang 2002 sampai 2010, Islam di Amerika tumbuh 2,6 juta. Ini menunjukkan kenaikan 67 persen dan menjadikannya sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di Amerika.
Efeknya ganda, sebagaimana diungkap Profesor Ihsan Bagby dari Universitas Kentucky, “Atmosfer anti-Islam telah membuat Muslim menjadi lebih religius.”
baca juga: Kecintaan Kita kepada Saudara di Palestina
Gemerlap Cahaya dari Palestina
Tanpa disadari, peristiwa itu membuat mereka yang belum mengenal Islam jadi tertarik mempelajarinya, sementara meningkatnya serangan anti-Islam membuat Muslim menjadi lebih religius.
MasyaAllah! Sungguh rencana Allah yang tak terduga.
View this post on Instagram
Peristiwa serupa pernah terjadi 15 abad lalu. Dr. ‘Aidh Al-Qarny dalam karyanya “Ihfazullahi Yahfazuka” menuliskan beberapa sahabat yang semula sangat membenci Islam, akhirnya bersyahadat tersebab Alqur’an.
Seperti Thufail bin Amr yang sengaja menyumpal telinganya dengan kapas supaya tidak mendengar saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menderaskan ayat Alqur’an.
Namun atas izin Allah, tanpa sengaja, kapas itu terjatuh dan ia mendengar ayat-ayat yang sedang dibacakan. Hatinya bergetar hingga memutuskan bersyahadat.
Begitupun yang terjadi pada Jabir bin Muth’im salah seorang pembesar kota Makkah. Tanpa sengaja ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membaca Alqur’an saat shalat Maghrib.
“Hatiku bergetar hebat hingga seakan-akan aku terbang ke angkasa.” Seketika itu, Jabir menyatakan dirinya masuk Islam.
Palestina selalu gemerlap dengan cahaya. Bukan hanya cahaya para syuhada, namun juga menjadi wasilah tersebarnya cahaya hidayah ke seluruh dunia.
Biidznillah.[ind]