PELAJARAN dari doa Nabi Ibrahim adalah bagaimana beliau mendoakan untuk dirinya sendiri dan juga orang lain. Seperti diketahui, kita telah banyak membaca doa-doa Nabi Ibrahim di Al-Qur’an.
Baca Juga: Inspirasi Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam
Mengambil Pelajaran dari Doa Nabi Ibrahim
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan ketika Ibrahim Alaihis Salam berdoa : Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) sebagai negeri yang aman dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah berhala. (Q.S Ibrohim: 35).
Berikut pelajaran lain yang bisa diambil dari ayat ini, di antaranya seperti dikutip dari Dikutip dari draf buku “Tauhid, Anugerah yang Tak Tergantikan”.
1. Dengan sebab doa Nabi Ibrahim ini Makkah menjadi daerah yang aman.
Bukti Allah menjadikan Makkah sebagai tempat yang aman adalah berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ
Tidakkah mereka melihat bahwa Kami menjadikan (Tanah) haram (Makkah) sebagai tempat yang aman, sedangkan manusia di sekelilingnya disergap (untuk ditawan, Dibunuh, atau dirampok).(Q.S Al-Ankabuut ayat 67).
2. Disyariatkannya dalam doa untuk mendahulukan diri sendiri, baru kemudian orang lain.
Nabi Ibrahim berdoa dengan mendahulukan dirinya sendiri kemudian baru keturunannya: Wahai Tuhanku, jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala.
3. Semestinya setiap orang yang berdoa hendaknya mendoakan dirinya, keluarga dan keturunannya (Sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir Rahimahullah dalam Tafsirnya).
4. Nabi Ibrahim dengan kemurnian tauhid yang ada pada beliau masih mengkhawatirkan kesyirikan pada diri beliau dan keturunannya.
Jika Nabi Ibrahim yang demikian mulia Kedudukannya, sebagai Khalil (Kekasih) Allah saja masih mengkhawatirkan Kesyirikan terjadi pada beliau, maka Lebih-lebih lagi orang lain yang di bawahnya.
Harus sangat merasa takut dan khawatir terjatuh ke dalam kesyirikan.
Karena itu, seorang tabi’in yang bernama Ibrohim AtTaymiy Rahimahullah ketika membaca ayat tersebut Berkata :
مَنْ يَأْمَنُ مِنَ الْبَلاَءِ بَعْدَ خَلِيْلِ اللهِ إِبْرَاهِيْمَ
Siapakah yang bisa merasa aman dari nala (Kesyirikan) setelah Kholil Allah (Kekasih Allah) Ibrohim (Alaihis Aalam). (Riwayat AtThobary dalam Tafsirnya).
5. Jika pada bagian yang pertama (Permintaan Keamanan bagi Makkah), doa Nabi Ibrahim dikabulkan oleh Allah, untuk doa Agar anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan.
Hal ini tidak tercapai seluruhnya. Ada, bahkan banyak keturunan Nabi Ibrahim yang terjatuh dalam kesyirikan.
Hal itu menunjukkan bahwa tidak semua doa para Nabi dikabulkan oleh Allah.
Semua urusan di Tangan Allah. Dialah Allah satu-satunya yang Maha Berkuasa untuk berbuat sesuai kehendak-Nya.
Sebagaimana Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam ketika berdoa agar masing-masing umatnya tidak saling berperang satu sama lain, itu tidak Dikabulkan oleh Allah, Sesuai dengan Hikmah yang DiketahuiNya. (Faidah dari Syaikh Ibn Utsaimin Rahimahullah dalam Al-Qoulul Mufid).
[Cms]
Al Ustaz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
http://telegram.me/alistiqomah