TAK semua Muslim mengetahui pentingnya tazkiyatun nafs atau menyucikan jiwa. Padahal, dengan melakukan hal ini sebelum wafat, peluang dosa-dosa kita diampuni akan lebih besar.
K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan tentang kebiasaan menyucikan jiwa yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
“Dialah yang telah mengutus kepada umat yang ummi, seorang Rasul dari kalangan mereka. Dia membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mentazkiyah mereka, dan mengajarkan kitab serta hikmah kepada mereka. Sesungguhnya sebelum itu mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al Jumuah: 2)
Tazkiyatun Nafs (menyucikan jiwa) adalah risalah Islam yang sangat mendasar dan penting yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dan tentunya seluruh Nabi.
Baca Juga: Tingginya Ilmu Akan Sia-Sia Tanpa Tazkiyatun Nafs
Muslim Harus Tahu, Ini Pentingnya Melakukan Tazkiyatun Nafs
Ada 4 ayat yang terkait risalah Islam yang memiliki kemiripan isi yaitu Surat Al-Baqarah 129 dan 151, Ali Imran 164, dan Al-Jumuah 2.
Di surat Al-Baqarah 129, terkait dengan doa Nabi Ibrahim alaihis salam agar mengutus Nabi di tanah suci yang risalahnya membacakan ayat, mengajarkan kitab suci, dan menyucikan jiwa.
Kemudian di surat Al-Baqarah 151, Allah Subhanahu wa taala mengabulkan doa tersebut dengan sedikit merubah redaksi, yaitu risalah menyucikan jiwa pada urutan kedua.
Demikian juga di surat Ali Imran dan surat Al-Jumuah 2.
Betapa kuat dan pentingnya risalah tazkiyatun nafs, sampai didahului dengan sumpah. Sumpah Allah terhadap 11 makhluk-Nya. Ini menunjukkan betapa penting dan dahsyatnya taziyatun nafs.
Perhatikan surat As-Syams 1-10:
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
11 Sumpah Allah dengan makhluk-Nya itu adalah:
1. Demi matahari
2. Demi cahaya matahari
3. Demi bulan
4. Demi siang
5. Demi malam
6. Demi langit
7. Demi pembinaan langit
8. Demi bumi
9. Demi hamparan bumi
10. Demi jiwa
11. Demi penyempurnaan jiwa
Sedangkan jawaban dari sumpah tersebut, para ulama menyebutkan: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”.
Di antara sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah membaca surat Al-A’la pada saat shalat Jumat, surat tersebut menyebutkan keutamaan tazkiyatun nafs, yaitu:
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat. Sedangkan kamu lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (QS Al-A’la 14-17).
Rentetan ayat ini menjelaskan pentingnya proses menyucikan jiwa dan penyakit terbesar yang harus disucikan adalah problem orientasi yaitu lebih mengutamakan kehidupan di dunia, padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.
Dan ketika manusia diperbudak oleh kehidupan dunia, maka berbagai macam kejahatan bisa terjadi.
Tazkiyatun nafs adalah jalan penyucian jiwa dari berbagai macam kotoran dan dosa. Jika kita tidak melakukannya maka akan menderita dan sengsara baik di dunia maupun akhirat.
Sedangkan jika kita melakukan tazkiyatun nafs maka akan beruntung dan bahagia di dunia dan akhirat.
Jadi, tazkiyatun nafs menjadi kewajiban dan sekaligus kebutuhan yang harus dilakukan setiap manusia menuju kesuksesan dunia dan akhirat.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama