KISAH Amirul Hajj ini ditulis oleh Travel Writer Uttiek M. Panji Astuti dalam unggahannya di IG @Uttiek.Herlambang, 9 Juni 2022.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan menjadi amirul hajj atau pemimpin jamaah haji Jawa Barat. Tahun ini, calon jamaah haji asal Jabar yang berangkat ke Tanah Suci sebanyak 17 ribu.
“Kalau tidak ada halangan, saya akan menjadi amirul hajj di tahun ini,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai rapat di kantor Kemenag Jabar. [Republika, 8/6].
MasyaAllah. Alangkah beruntungnya. Di saat kesedihan melanda hati, Allah berikan jalan untuk berhaji ke Tanah Suci.
Saya membayangkan, segala duka dan air mata ditumpahkan pada momen wuquf di Arafah. Tak ada keraguan, Allah akan ijabah doa-doa yang dideraskan.
Berkesempatan berangkat haji adalah anugerah, apalagi ditunjuk sebagai amirul hajj.
Baca Juga: Kesaksian Ridwan Kamil Mengenang Sosok Eril Semasa Hidup
Kisah Amirul Hajj dari Ridwan Kamil hingga Khulafaurrasyidin
View this post on Instagram
Tercatat dalam sejarah, posisi penting ini pernah diamanahkan pada para khalifah. Tersebutlah Abu Bakar yang mendapat tugas mulia ini dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di tahun kesembilan hijriyah.
Di tengah perjalanan haji, turunlah QS Bara’ah (At Taubah) yang berisi tentang pembatalan perjanjian dengan kaum musyrikin.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam lalu mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menyampaikannya.
Ali kemudian membatalkan setiap perjanjian dan menangguhkan bagi mereka (kaum musyrikin) selama empat bulan, demikian juga menangguhkan kepada siapa saja yang tidak memiliki perjanjian.
Di tahun pertama menjabat sebagai Khalifah, Abu Bakar tidak berangkat haji melainkan mengutus Umar Ibn Khattab sebagai amirul hajj.
Baru pada tahun kedua, ia berhaji sekaligus sebagai haji terakhirnya.
Berikutnya, saat kepemimpinan Khalifah Umar ibn Khattab.
Ia juga tidak berhaji di tahun pertama, namun menugaskan Abdurrahman bin Auf sebagai amirul hajj. Setelah itu, selama 10 tahun berturut-turut Umar ibn Khattab sendiri yang memimpin kabilah haji.
Pada masa Utsman ibn Affan, ia mulai memimpin rombongan haji di tahun 25 H hingga 34 H di akhir masa kepemimpinannya.
Saat sahabat mulia Ali ibn Abi Thalib memimpin, ia tak berkesempatan pergi haji karena banyaknya permasalahan internal dan peperangan yang harus dihadapi.
Perjalanan haji bukanlah perjalanan biasa, apalagi disertai amanah besar untuk memimpinnya. Semoga mereka yang ditunjuk sebagai amirul hajj mampu melaksanakannya.[ind]