DUA nama yang mirip ini bukan kakak adik, apalagi saudara kembar. Keduanya adalah ayah dan anak: Mochammad Ridwan Kamil atau Kang Emil dan Emmeril Khan Mumtadz atau Kang Eril.
Kang atau Akang dalam bahasa Sunda merupakan sapaan akrab untuk lelaki dewasa. Bahasa lainnya mungkin Bro atau Bung.
Kang Eril tentu sudah disebut pria dewasa. Ia lahir pada Juni 23 tahun silam. Keberadaannya di Swiss adalah dalam rangka mencari calon kampus S2-nya setelah hampir tuntas di Teknik Mesin ITB.
Sementara Kang Emil lahir di Bandung pada Oktober, 50 tahun silam. Dan, Kang Eril lahir di New York, Amerika, wafat di Bern, Swiss.
Nama Kang Eril begitu unik. Sulit dibaca dan didengar, tapi memiiki makna yang begitu dalam. Sebegitu sulitnya, sepertinya banyak media yang salah kutip.
Terutama di kata yang kedua: Khan. Karena ada media yang menulisnya dengan kata ‘Kahn’. Boleh jadi, artinya juga berbeda.
Khan merujuk dalam bahasa Arab yang artinya komandan atau pemimpin. Di kawasan Asia, nama Khan berarti lelaki yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
Emmeril juga serapan dari Bahasa Arab. Berasal dari kata ‘amir’, seperti kata ‘amirul mukminin’ yang artinya pemimpin tertinggi. Kata ini jika di Prancis menjadi Emmeril yang artinya sama.
Sementara kata ‘mumtadz’ atau mumtaz juga berasal dari Bahasa Arab yang artinya istimewa. Orang Inggris menyebutnya excellent.
Di kampus-kampus Islam, kata ‘mumtaz’ disematkan untuk sarjana dengan prestasi luar biasa. Di Indonesia gelar sarjana itu biasa disebut Cum Laude.
Rasanya, begitu banyak kemiripan antara ayah dan anak ini. Dua-duanya menimba bekal ilmu di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung. Dan, dua-duanya begitu akrab dengan lingkungan masyarakat Sunda yang Islami.
Jika Kang Emil dan Kang Eril berfoto dengan bersandingan, siapa pun hampir tak akan salah tebak. Mereka akan mengatakan, “Pasti saudara dekat.” Bisa kakak adik, atau ayah anak.
Akhirnya, perpisahan kadang tak mesti berjarak fisik. Dalam keadaan dekat dan bahkan sangat dekat pun dua orang bisa berpisah. Dan semua kita akan mengalami hal itu.
Selamat jalan Kang Eril. Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan ‘tempat tinggal’ baru Akang sebagai taman dari taman surga.
Dan buat Kang Emil, tentu beliau sudah memahami pesan Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis Qudsi.
“Allah berfirman, ‘Tiada balasan bagi hambaKu yang beriman ketika orang yang dicintainya Aku wafatkan dan ia menerimanya dengan ikhlas, kecuali balasan untuknya surga.” (HR. Muslim) [Mh]