Memahami perilaku tidur bayi berbeda dengan orang dewasa. Selama tidur ada satu fase yang disebut dengan fase REM (rapid eye movement) atau fase tidur aktif.
Ciri-cirinya otot-otot utama dalam tubuh, seperti lengan dan kaki, yang biasanya kamu kendalikan tidak dapat bergerak dan menjadi lumpuh sementara.
Baca Juga: Bayi Tersenyum di Dalam Tidurnya
Memahami Perilaku Tidur Bayi
Menuru IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), fase tidur REM atau fase tidur aktif pada bayi memiliki ciri- ciri nafas tidak teratur, tubuh cenderung tegang, bola mata bergerak- gerak di bawah kelopak mata dan bayi mudah terbangun dari tidurnya.
Fase ini berperan dalam restorasi emosi dan kognitif bayi. Pada bayi usia 1 bulan, fase REM berkisar 50 persen, tetapi fase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia anak hingga mencapai 20 persen pada usia 3 tahun.
Dilansir dari Very Well Family, orang dewasa umumnya tetap diam selama fase tidur ini, bayi dalam fase tidur REM akan mengalami pernapasan yang tidak teratur.
Ia mungkin membuat gerakan mulut atau mengisap, memiliki kedutan di lengan mereka (termasuk kaki dan tangan), atau gerakan kepala singkat.
Kemungkinan yang lebih besar adalah bayi sedang mengembangkan dan mempelajari cara kerja tubuhnya atau mencoba mengembangkan keterampilan baru.
Bayi yang menangis saat tidur mungkin sedang memproses sesuatu yang terjadi sebelumnya, artinya itu lebih merupakan memori daripada mimpi.
Refleks Moro
Bayi yang baru lahir juga dilahirkan dengan apa yang disebut sebagai refleks Moro, atau terkejut. Refleks ini berkembang antara 28 dan 32 minggu kehamilan dan umumnya menghilang antara 3 dan 6 bulan
Ini adalah refleks protektif yang tidak disengaja dan menyebabkan bayi meregangkan lengan, kaki, dan leher mereka dan kemudian dengan cepat menyatukannya kembali.
Refleks moro dapat dipicu oleh sentakan atau kedutan yang terjadi selama tidur pada fase REM. Membedong dapat mengurangi gerakan-gerakan ini dan karenanya mengurangi kemungkinan terjadinya refleks moro saat tidur. [Ln]