SALAH satu penjelasan mengapa mengajarkan membaca sejak bayi dapat melejitkan IQ adalah karena membaca merupakan kegiatan yang memberi rangsangan paling kompleks bagi otak dibandingkan beberapa kegiatan lainnya, melihat televisi misalnya.
Ada 8 aspek yang bekerja saat kita membaca begitu Paul C. Burns, Betty D. Roe dan Elinor P.Ross menulis tentang Teaching Reading in The Today’s Elementary Schools.
Kedelapan aspek itu meliputi sensori, persepsi, sekueunsial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi dan afeksi.
Semuanya bekerja secara berbarengan saat kita membaca. Apabila ini terjadi pada bayi, otaknya akan berkembang secara lebih besar karena memperoleh rangsangan yang kaya.
Maka sangat beralasan jika Amerika menjadikan pembelajaran membaca sejak dini sebagai strategi membangun sumber daya insani yang berkualitas tinggi sejak bayi.
Baca Juga: Membaca Tanda-tanda Alam
Mengajarkan Membaca Sejak Bayi Dapat Merangsang Kecerdasannya
Ketika mencanangkan kebijakan “No Child Left Behind” (tidak ada satu anak pun yang tertinggal prestasinya di belakang) pemerintah Amerika menyodorkan pembelajaran membaca sejak bayi sebagai program utama.
Di kisahkan seorang anak bernama Jennife yang lahir pada September 1984 dari rahim seorang ibu bernama Marcia Thomas.
Ketika para ibu umumnya menyambut bayinya dengan penuh rasa bahagia dan sukacita, Marcia Thomas justru sebaliknya.
Ada kecemasan ketika memandang anaknya, Jennifer, tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan yang wajar seperti lazimnya para bayi. Responnya lambat dan ekspresinya tampak lain.
Kelak kekhawatiran Marcia Thomas terjawab. Berdasarkan hasil pemeriksaan para ahli, Jennifer dinyatakan positif menderita down syndrome, suatu jenis keterbelakangan mental yang ditandai oleh rendahnya IQ sehingga tidak memungkinkan seseorang hidup secara wajar.
Tidak itu saja pada usia 2 bulan Jennifer hampir saja mengalami kebutaan, tuli dan keterbelakangan mental yang parah
Di usia yang masih sangat belia pula Jennifer harus menjalani bedah korektif karena mengalami gangguan jantung. Sebuah musibah yang lengkap.
Tetapi apa yang dilakukan oleh Marchia Thomas? Terapi.
Marcia memberikan terapi pada anaknya agar otaknya memperoleh rangsangan yang sangat kaya, sehingga kecerdasannya meningkat dan fungsi-fungsi indranya bekerja lebih aktif.
Marcia berusaha menjalankan proses terapi itu dengan sungguh-sungguh agar anaknya tidak mengalami keterbelakangan mental.
Caranya? Diet membaca! Marcia membacakan 11 buku setiap hari pada buah hatinya yang masih bayi.
Hasilnya? IQ Jennifer melonjak tajam ketika dites pada usia 4 tahun IQ-nya seratus sebelas.
Sumber: Positive Parenting oleh Mohammad Fauzil Adhim