SIMALAKAMA Haji Indonesia ditulis oleh Uttiek M. Panji Astuti, seorang jurnalis dan juga travel writer. Dalam akun IG-nya @uttiek.herlambang, ia menyoroti penyelenggaraan haji tahun ini.
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengimbau agar jamaah haji yang berusia di atas 65 tahun tidak menarik setoran hajinya.
Menurut ketentuan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, calon jamaah haji berusia di atas 65 tahun tidak diperkenankan untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
Di sisi lain, pemberangkatan haji yang tinggal menghitung hari ternyata masih menyisakan kuota sekitar 2.531 jamaah. Sisa kuota itu terjadi karena masalah pelunasan dari jamaah yang seharusnya berangkat. [Republika, 25/5].
Bagaikan buah simalakama. Pepatah itu rasanya tepat sekali untuk menggambarkan kondisi antrean haji di Indonesia.
Begitu banyak jamaah usia di atas 65 tahun yang nasibnya harus kembali terkatung-katung.
Setelah bertahun bersabar menanti, tetiba ada keputusan dari pemerintah Saudi bahwa tersebab pandemi, calon jamaah berusia di atas 65 tahun tidak diperkenankan ikut berhaji tahun ini.
Kisah mengharu-biru bermunculan mengiringi kabar tersebut. Seakan penantian sekian lama menjadi “sia-sia”.
“Kami sudah tua, belum tentu ada umur. Kalau sekarang ditunda lagi, apakah masih punya nasib untuk berhaji?” seorang kakek bernama Anwar mengungkapkan isi hatinya di salah satu tayangan berita di layar kaca.
Sementara itu, banyak juga jamaah yang sedianya berangkat tahun ini namun harus tertunda gegara tak sanggup melunasi biaya.
Baca Juga: Tanggapan AMPHURI tentang Pembatasan Kuota dan Usia Jamaah Haji Indonesia
Simalakama Haji Indonesia
Haji memang bukan perjalanan biasa. Bukan manusia yang menentukan bisa atau tidaknya menginjakkan kaki di Tanah Suci. Namun Allah yang memilih, siapa saja yang dikehendaki menjadi tamu-Nya.
View this post on Instagram
Tersebutlah kisah ibunda Uwais Al Qarni yang sudah sangat renta. Ia begitu berhasrat pergi haji. Namun apa daya, tubuhnya sudah tak sanggup lagi.
Doa-doa panjang dideraskan siang-malam, hingga Allah gerakkan hati putranya untuk membawa ke Tanah Suci dengan cara menggendongnya sambil berjalan kaki.
Hari demi hari Uwais berlatih membopong anak sapi naik-turun bukit supaya ototnya kuat dan terlatih.
Sosok pemuda sederhana itu memang istimewa. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang tak pernah berjumpa dengannya pun berwasiat pada Umar ibn Khattab dan para sahabat untuk meminta didoakannya.
“Apabila kalian bertemu dengannya, mintalah doa dan istighfarnya, ia adalah penghuni langit.”
Bila Allah berkehendak, maka akan disediakan sebabnya. Ibunda Uwais Al Qarni yang sudah sangat tua pun akhirnya bisa menghidu wangi Baitullah.
Jangan pernah lelah berdoa, karena keajaiban bisa datang dari mana saja![ind]