SALIMAH Kabupaten Wonosobo menggelar seminar keluarga Wonderful Couple till Jannah, Ahad (22/5/2022) sebagai bentuk keprihatinan atas tingginya kasus perceraian di daerah tersebut.
Ketua PD Salimah Kabupaten Wonosobo Noviana mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja unggulan Departemen Pendidikan dan Pelatihan.
“Dengan program ini, kami berharap dapat mewujudkan visi Salimah menjadi ormas perempuan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia dengan 7 program unggulannya,” kata Noviana.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati mengatakan permasalahan dalam keluarga rentan menjadi persoalan serius.
“Maka perlu bekal persiapan untuk mewujudkan keluarga bahagia, anntara lain melakukan perencanaan dan persiapan secara matang, usia sudah matang atau dewasa,” jelas Dyah.
Dyah melanjutkan, pasangan suami istri juga sebaiknya memahami esensi perkawinan sedini mungkin dan bekali diri dengan ilmu pengetahuan.
“Selain itu, juga mampu menjalin komunikasi yang efektif guna membangun hubungan yang harmonis, “ujar Dyah yang juga Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo.
Baca Juga: PD Salimah Wonosobo Gelar Ramadan For Teens
Salimah Kabupaten Wonosobo Gelar Seminar Keluarga Wonderful Couple till Jannah
Berdasarkan data DPPKBPPPA pada 2021, perkawinan di bawah 19 tahun didominasi perempuan sebanyak 435 orang dan laki-laki 44 orang.
Adapun rata-rata lama sekolah perempuan sebanyak 6,62 orang dan laki-laki 7,03 orang.
Kekerasan terhadap anak perempuan 25 orang dan laki-laki 4 orang, serta angka perceraian sebanyak 2.373 orang.
“Tingginya tingkat perceraian di Wonosobo salah satunya disebabkan banyaknya pernikahan di bawah umur dan KDRT,” jelas Dyah.
Menanggapi hal tersebut, penulis dan konselor keluarga yang menjadi narasumber acara, Cahyadi Takariawan menyampaikan bahwa komunikasi yang efektif antara suami istri dapat mengubah konflik menjadi cinta.
“Ciri keluarga yang kuat tergantung dari apa yang dicari. Apabila hanya fokus pada kekurangan maka yang akan muncul adalah kekurangan dari pasangan. Solusinya harus berdamai dengan kekurangan pasangan dan memunculkan kelebihannya,” ujar Cahyadi.
Menekankan tentang komunikasi, Ida Nur Laila sebagai istri Cahyadi dan juga pembicara kedua, mengungkapkan tentang pentingnya memahami dunia pasangan dan meraih surga bersama.
“Ada tiga pengelolaan perbedaan pasangan. Yaitu perbedaan personal, perbedaan jenis kelamin dan perbedaan karena faktor keluarga dari pihak suami atau istri,” jelas Ida.
Jika ketiga perbedaan tersebut dapat dijembatani, insyaAllah permasalahan komunikasi suami istri tidak akan terjadi.
Acara yang digelar di Aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Wonosobo selama 4 jam tersebut tidak mempengaruhi antusiasme peserta untuk mengikuti hingga selesai.
Menindaklanjuti kegiatan ini, Salimah Wonosobo pun menutup acara dengan merilis program Salimah yaitu Salsa, Sister, dan Serasi.[ind]