WARTAWAN senior Al-Jazeera, Shireen Abu Aqla, tewas ditembak Israel. Saksi mata menuturkan, Shireen tewas ditembak dengan sengaja oleh Israel saat meliput aksi serangan Israel di kawasan pendudukan Tepi Barat Palestina.
Saat itu sedang terjadi penyerangan pasukan Israel ke kamp pengungsi di Kota Jenin, Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5).
Pasukan Israel menembaki ke warga dengan membabi buta. Salah satu korbannya adalah seorang wartawan senior keturunan Palestina-Amerika, Shireen Abu Aqla (51 tahun).
Padahal, saat bertugas, Shireen mengenakan helm dan rompi khusus yang bertuliskan ‘Press’ dengan ukuran huruf yang super besar.
Petugas medis Palestina menyatakan bahwa Shireen mengalami luka tembak di bagian kepala. Nyawanya tak lagi tertolong.
Pertanyaannya, bagaimana reaksi Amerika dan Barat di kasus ini? Entah ini sudah kasus yang keberapa dari kebiadaban Israel di Palestina.
Selama ini, Amerika dan Barat sepertinya “biasa-biasa” saja dengan apa pun yang terjadi di Palestina. Kasusnya bukan sekadar invasi, tapi juga penjajahan, penyiksaan, dan juga pembantaian warga Palestina yang tak bersenjata.
Di saat yang sama, Amerika dan Barat begitu tegas terhadap kasus invasi Rusia di Ukraina. Mereka melakukan embargo ekonomi terhadap Rusia dan bantuan senjata untuk Ukraina.
Kenapa hal yang sama tidak mereka lakukan di kasus Israel terhadap Palestina? Padahal, kejadian oleh Israel jauh lebih biadab dengan menyerbu masjid, menembaki warga yang tak bersenjata, menyiksa tahanan politik, dan lainnya.
Kasus ini, sekali lagi, memperjelas sikap standar ganda Amerika dan Barat. Dan kasus ini pula yang menjadikan Amerika dan Barat kehilangan wibawa dunia terhadap invasi Rusia. [Mh]