Hati menjadi nyawa bagi kehidupan ruhaniyah kita. Nyawa hati ada pada ketakwaan seorang hamba kepada Rabbnya. Tanpa ketakwaaan ini hati tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kebahagiaannya bersumber dari nafsu hingga berbagai penyimpangan lahir dari hati yang mati ini. Maka menghidupkan hati adalah misi utama untuk memberantas penyimpangan ini.
Hati yang hidup adalah hati yang senantiasa diisi dengan zikir kepada Allah. Menyebut dan memuji nama-nama-Nya memiliki keutamaan yang tinggi. Amalan yang terlihat sederhana namun jika diletakkan di tengah-tengah penyimpangan yang sudah terlanjur menyebar tentunya membutuhkan tekad yang kuat.
Baca Juga: Sebab-Sebab yang Dapat Meracuni Hati
Menghidupkan Hati dengan Zikir kepada Allah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabdah: “Barangsiapa yang membaca Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir (artinya: tiada Tuhan yang berhak diibadahi dengan sebenarnya selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari, setara dengan memerdekakan sepuluh budak, seratus kebajikan ditulis untuknya, seratus keburukan dihapus darinya, dan menjadi pelindung baginya dari setan pada hari ini hingga sore. Tidak ada seorang pun yang membawa amal yang lebih baik darinya selain orang itu mengamalkan lebih banyak darinya.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan, “Zikir bagi hati laksana air bagi ikan. Apa jadinya bila ikan dikeluarkan dari air?”
Betapa krusial manfaat dari hati ini, ia menjadi alasan manusia tetap hidup. Zikir juga merupakan makanan pokok bagi ruhani manusia. Dari ruhani inilah yang menggerakkan cara berpikir dan bertindak yang seharusnya bagi tiap orang yang bertakwa.
Jika hati kita telah dipenuhi dengan nama-nama Allah maka output nya adalah akhlak yang mulia, tutur kata yang santun, pandangan yang terjaga, langkah yang benar, kemaluan yang suci. Selain itu seluruh tubuh akan bekerja semaksimal mungkin untuk kemaslahatan dan menghindari sejauh mungkin kemaksiatan.
Demikian jika hati memiliki kehidupan maka semua akan bergerak dengan perhitungan hukum Allah. [Ln]