RAMADAN di Norwegia, bagaimana suka duka menjalani Ramadan di negeri asal para Viking ini? Dalam program Jelajah Ramadan ChanelMuslim, Sabtu (23/4/2022), Icha Savitry menceritakan pengalamannya menjalani Ramadan di sana selama belasan tahun terakhir.
Wanita bernama lengkap Savitry Khairunnisa itu menggambarkan suasana di masjid Falah-ul-Muslimeen, masjid terbesar di Haugesund itu dibangun oleh pendatang dari Bangladesh.
“Di masjid ini, kegiatan Ramadan cukup semarak, ada tarawih bersama, buka bersama, juga shalat Idul Fitri,” kata Bunda Icha yang juga ibu dari Fatih itu.
Dari luar, masjid itu tidak nampak layaknya tempat ibadah umat Islam, melainkan apartemen biasa.
Selain Masjid Falah-Ul-Muslimeen, ada pula dua masjid lain di kota tersebut yang merupakan masjid yang didirikan oleh komunitas pendatang Arab dan Bosnia.
Norwegia memang ramah terhadap pendatang, terutama pengungsi dari negara-negara konflik yang kebanyakan muslim.
“Hampir setiap minggu, saya melihat wajah-wajah baru di kota ini, ada orang Arab, Afrika, dan akhir-akhir ini Ukraina dan Chechnya,” tambah Icha yang tinggal di kota Haugesund, Norwegia bersama sang suami.
Baca Juga: Cerita Daylight Saving Time dari Bunda Icha Savitry
Cerita Bunda Icha Savitry Menjalani Ramadan di Norwegia
Berpuasa di Norwegia, bagi Icha dan keluarga, merupakan tantangan tersendiri. Bagaimana tidak, ketika musim panas, siang hari begitu panjang.
“Sebaliknya, pada musim dingin, kami seperti memborong malam karena hampir tidak terlihat matahari sepanjang hari,” ujar pemilik akun IG @ichasavitry itu.
Rata-rata puasa di Norwegia memakan waktu 16-20 jam. Karena panjangnya waktu berpuasa, Dewan Ulama Eropa dan IRN (Islamsk Rad Norge) memutuskan 3 metode puasa pada saat musim panas.
Pertama, berpuasa mengikuti waktu lokal yaitu waktu terbit dan terbenam matahari di Norwegia.
Kedua, berpuasa mengikuti waktu negara muslim terdekat, seperti Arab Saudi atau Maroko.
Ketiga, “membekukan waktu” dari bulan Mei-Juli, yaitu berpuasa selama 16 jam dan 8 jam untuk berbuka. Metode ketiga ini yang sering digunakan oleh Bunda Icha dan keluarga.
Tak hanya memikirkan puasa bagi diri sendiri, Bunda Icha dan suami juga menyiapkan anak semata wayangnya, Fatih, yang kini berusia 15 tahun, untuk berpuasa.
“Alhamdulillah, Fatih itu memang enggak suka makan waktu kecil, jadi dia senang sekali disuruh berpuasa, walaupun kami tetap berproses memberikan pengertian tentang puasa kepada dia,” jelasnya.
Beberapa langkah yang dilakukan oleh Icha dan suami dalam melatih anak berpuasa yaitu sebagai berikut.
1- Kuatkan Tauhid
Proses penanaman tauhid itu dilakukan secara kontinyu tapi dalam diskusi santai, seperti bed-time story, pada waktu makan, dan waktu keluarga lainnya.
“Fatih kami latih berpuasa sejak usia 6 tahun, memang agak terlambat, tapi kami ingin memastikan dulu menanamkan tauhid pada anak agar dia berpuasa atas keinginan sendiri,” jelas Bunda Icha.
2- Utamakan Shalat
Ia mengungkapkan, sejak anaknya berusia 4 tahun, Icha dan suami mulai melatih untuk shalat dan berdiskusi tentang Islam.
3- Diskusi dengan Anak
Icha dan suami banyak berdiskusi tentang Islam dengan Fatih sejak dini, dan juga menjadi contoh terbaik dalam mempraktikkan ajaran agama dalam sehari-hari.
4- Komunikasi dengan pihak sekolah
Norwegia adalah negara yang memprioritaskan anak lebih dari golongan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, Icha berkomunikasi dengan pihak sekolah mengenai puasa yang dijalani anaknya.
Sementara, Fatih juga meyakinkan kepada pihak sekolah bahwa ia sendiri yang ingin berpuasa bukan atas tekanan atau paksaan dari orangtuanya.
5- Duta Islam yang ramah
Menurut Icha, keluarga kecilnya, dan juga Fatih yang bersekolah di sekolah umum adalah duta Islam yang ramah.
“Setelah tinggal di perantauan, keluar dari zona nyaman, kami menyadari bahwa Islam yang kita bawa itu adalah sesuatu yang penting yang melekat pada diri kita dan ke mana kita pergi, pertahankan dengan membawa nama baik Islam di mana pun berada,” tutupnya.
Selain mendengar cerita Icha tentang Ramadan, para peserta Jelajah Ramadan juga diajak melihat keindahan alam Norwegia melalui foto dan video yang disungguhkan oleh Bunda Icha.
Sahabat ChanelMuslim, itulah sekelumit cerita Bunda Icha tentang Ramadan di Norwegia. Jangan lupa untuk mengikuti episode Jelajah Ramadan selanjutnya, yaitu Taiwan. Sampai jumpa.[ind]