ISRAEL berulah lagi. Mereka menyerang jamaah Masjid Al-Aqsha tanpa sebab. Ratusan luka-luka, sebagiannya lagi ditangkap.
Ramadan kembali ternoda di Masjid Al-Aqsha, Palestina. Pada pagi buta menjelang imsak, Jumat (15/4), pasukan Israel menyerbu jamaah yang sedang berkumpul di Masjid untuk persiapan shalat Subuh.
Sebelum masuk, pasukan “bar-bar” ini menembaki jamaah masjid tanpa sebab. Target tembakan pun acak. Ada orang tua, wanita, dan siapa pun yang ada di sekitaran masjid.
Ketika masuk ke ruang masjid, Israel memukul, menendang, dan menyiksa jamaah yang ada. Hanya dalam waktu singkat, ratusan jamaah luka-luka: tertembak, patah tulang, memar, dan lainnya.
Bukan itu saja, mereka pun menghalangi ambulan dan tim medis yang datang untuk menolong. Jadilah masjid suci menjadi tempat kekerasan pasukan paling biadab di dunia.
Dunia internasional pun mengutuk keras. Termasuk pemerintah Indonesia yang menyampaikan kecaman terhadap aksi biadab tersebut.
Namun, seperti biasanya, PBB hanya secara normatif melakukan kecaman. Begitu pun dengan Amerika dan Barat. Amerika bahkan hanya meminta semua pihak untuk menahan diri.
Menahan diri? Ya, mungkin menahan diri untuk pasrah dengan kebiadaban Israel yang entah diulangi berapa kali.
Dunia kini melihat dengan jelas, dua sikap yang berbeda Amerika dan Barat antara terhadap Israel dan Rusia. Terhadap Rusia begitu keras, sementara terhadap Israel diambangkan.
Jadi, jangan salahkan jika internasional khususnya umat Islam tidak lagi antusias dengan sikap Amerika dan Barat terhadap konflik Rusia dan Ukraina.
Hal ini karena sikap tidak adil yang diperlihatkan mereka termasuk PBB terhadap dunia Islam, khususnya Palestina.
Jangan heran jika Hamas di Gaza, Palestina, menyikapi dengan cara lain. Mereka menyatakan, kami akan menyikapi kekerasan dengan senjata. Dan hanya dengan cara itu Israel baru bisa memahami.
Jadi, selama tidak ada ketegasan terhadap Israel seperti yang dilakukan terhadap Rusia akhir-akhir ini, seruan tentang HAM oleh PBB dan Barat hanya akan dianggap angin lalu. [Mh]