UMRAH di bulan manapun nikmatnya bukan main. Karena bisa melepas kerinduan dengan dua rumah Allah yang mulia: Masjid Haram dan Masjid Nabawi.
Terlebih lagi jika umrah dilaksanakan di bulan Ramadan. Masya Allah, nikmatnya menjadi berlipat-lipat.
Pertama, pahalanya senilai dengan ibadah haji bersama Nabi.
Ibadah umrah di bulan Ramadan pahalanya senilai dengan beribadah haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi bersabda, “Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.” (HR Bukhari)
Masya Allah. Bisa memperoleh pahala ibadah haji saja sudah sangat luar biasa. Terlebih lagi, jika pergi hajinya bersama Rasulullah.
Kedua, pahalanya berlipat-lipat.
Ramadan merupakan bulan panen pahala. Semua ibadah dan amal soleh Allah lipatgandakan pahalanya. Meskipun tidak sedang berada dalam ibadah umrah.
Terlebih lagi jika ibadahnya di tanah suci. Mulai dari shalat berjamaah, shalat sunnah, puasa Ramadan, shalat tarawih, sahur dan buka puasa bersama, tilawah Al-Qur’an, dan lain-lain.
Sebagai gambaran, shalat di masjidil Haram nilainya sama dengan seratus ribu shalat di masjid lain. Sementara di bulan Ramadan, pahalanya Allah gandakan lagi. Begitu pun di Masjid Nabawi
Masya Allah, begitu banyaknya karunia pahala dari Allah jika bisa umrah di bulan Ramadan.
Ketiga, bisa beribadah I’tikaf di Masjid Haram atau Masjid Nabawi.
Salah satu ibadah di bulan Ramadan yang tidak pernah ditinggalkan Nabi adalah i’tikaf. Yaitu, berdiam diri atau tinggal di masjid selama sepuluh hari di akhir bulan Ramadan.
Bahkan di Ramadan terakhir masa hidupnya, Nabi beri’tikaf hingga dua puluh hari. Ini menandakan bahwa i’tikaf menjadi salah satu dari ibadah utama Nabi.
Ibadah i’tikafnya saja sudah sangat luar biasa. Apalagi jika dilaksanakan di dua masjid suci: Masjid Haram atau Masjid Nabawi. Masya Allah betapa nikmatnya.
Dan i’tikaf tidak hanya dilakukan kaum pria saja, wanita pun bisa mengikutinya. Begitulah yang juga dilakukan istri-istri Nabi radhiyallahu ‘anhunn.
Memang, suasana umrah di bulan Ramadan sangat ramai. Boleh jadi, itulah nilai perjuangannya yang setara dengan nilai pahalanya. [Mh]