Syarat hidup mudah cuma satu sih ‘lemahkan ego dan belajar nerimo’. Yaitu; ilmu pasrah atau ‘Tawakal Ilallahu’. Jadi jangan maksakan kehendak dan maunya sendiri saja. Akhirul kalam, maafkan bila ada kata dan sikap yang salah dan kurang berkenan. Please ingat yang baik dan lupakan yang buruk-buruk.
Yuk, ini sharingnya!
Baca juga: Alumni SMU JIBBS Rata-Rata Pemimpin PPI
Target-Target Ramadan
KH. Abdul Aziz AR
Perlu diperhatikan target-target Ramadan yang akan kita lakukan. Target tersebut harus meliputi apa yang diinginkan Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Misal: diri kita lemahnya di tahfidz (menghafal Quran). Dari Syawal tahun lalu sampai Sya’ban tahun ini tahfidznya masih lemah. Maka jadikan tahfidz menjadi target di bulan Ramadan. Karena di balik tahfidz sebenarnya menjadikan Al-Qur’an lebih sering diulang di mulut.
Belum hafal juz 29, bukan berarti tidak cerdas, tidak bakat atau sudah tua. Namun juz tersebut belum terulang dalam jumlah yang banyak.
Mengapa kita bisa hafal ayat kursi? Karena menurut sebagian ulama, ayat tersebut sudah terulang 350 kali.
Bagi seseorang yang sudah bagus dalam semua kemampuan (tilawah, tadabur, tahfidz) maka target Ramadannya bisa memilih memperbanyak tilawah dalam rangka bersyukur kepada Allah.
Namun target memperbanyak tilawah Al-Qur’an juga punya tantangan lain. Yaitu di waktu yang bersamaan harus melayani umat. Di momen Ramadan biasanya kesadaran umat meningkat. Kalau tidak dilayani, kapan lagi umat mau belajar. Maka ini peluang untuk menyebarkan ilmu Islam.
Bila tiap tahun, fokus kepada tilawah. Misal: tiap tahun khatam 5 kali, maka tahun ini tidak mengapa hanya khatam 2 kali agar juga bisa fokus menghafal atau memahami Al-Qur’an.
Tiap tahun targetnya tidak sama, agar ada peningkatan berAl-Qur’an tiap tahunnya. Ada kenang-kenangan tiap tahunnya.
Seseorang yang baca Az Zumar yang paham atau tidak maksud ayat tentu akan berbeda dampak keimanannya. Ada motivasi berAl-Qur’an dalam surat ini, yaitu:
[Surat Az-Zumar: 9]
Artinya: “Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.'”
Berilmu dalam konteks ini adalah yang paham Al-Qur’an.
Mendekatkan diri pada Al-Qur’an
Imam Malik meliburkan kajian hadis di bulan Ramadan untuk membuat umat fokus kepada Al-Qur’an. Bulan Ramadan adalah bulan yang dahsyat, sayang bila sampai tidak membuat perubahan umat. Perubahan umat itu letaknya di dalam Al-Qur’an.
Fokus tilawah dikhawatirkan hanya berdampak pada peningkatan spiritual. Tahfidz akan berdampak pada peningkatan spiritual dan keilmuan, sebab ilmu adalah bila tertanam di dada.
Tafsir membuat ada penambahan wawasan. Bila wawasan bertambah, maka umat akan siap diajak berubah. Jadi memang tak cukup hanya tilawah saja.
Kemampuan tilawah, tahfidz dan tafsir terpadu semua. In syaa Allah, umat akan berAl-Qur’an lebih kuat dalam kehidupannya.
Ramadan harus menghasilkan kesadaran hukum Al-Qur’an yang menyeluruh. Al Baqarah 178 tentang solusi kejadian pidana pembunuhan adalah qisas. Dalam Al Baqarah 179 tentang Allah katakan dengan qisas hidup akan aman, menjadi orang yang bertakwa. Begitu nasihat Ustaz Abu Aziz.
Hukum Allah dalam Al-Qur’an
Hukum Allah wajib dijalankan, yang terbaik sebagai solusi masalah umat. Harus ada kesadaran berpolitik agar umat Islam bisa menguasai politik untuk bisa menjalankan hukum Allah, termasuk qisas, tanpa ada halangan.
Al Baqarah 187 bicara tentang rumah tangga (hubungan suami istri) agar bisa melahirkan ketakwaan kepada Allah. Kesadaran menggunakan hukum Allah harus meliputi semua bidang (sosial, ekonomi, hukum, politik dll) agar bisa merubah kehidupan umat. Ini pesan-pesan Al-Qur’an.
Bila ada amal di luar Ramadan sangat minim, maka usahakan terisi penuh di bulan Ramadan. Misal: dzikir-dzikir yang berjumlah 100× yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah.
Rasulullah selalu beristighfar 100 kali, bertasbih: subhanallah wabihamdihi 100, bershalawat 100 atau seharusnya unlimiited, Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah 100, tahlil: laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir.
Bila di luar Ramadan tidak sampai 100× dibaca, maka di bulan Ramadan diharapkan terisi penuh. Menjelang Ramadan banyak berdoa meminta pertolongan Allah. Apapun rencana Ramadan kita, jangan katakan: Aduh kayaknya berat ya. Tapi berpikir: In syaa Allah dengan doa, Allah akan menolong.
Yang banyak diuji sakit, berdoa agar diberi kesehatan. Banyak berdoa dengan doa-doa yang direkomendasikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, misal: Allahumma ‘afinii fii badani, Allahumma ‘afinii fii sam’i, Allahumma ‘afinii fi bashori. Atau Allahumma inni as’alukal afwa wal afiyah fid dunya wal akhirah. Afini fi diini wa dunyaya.
#Dari Ngaji AtTibyan RQS Sesi Tarhib Ramadan 1443 H, nasihat Ustaz Abu Aziz
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: