BAWEAN merupakan sebuah pulau kecil yang bisa dikatakan memiliki keistimewaan karena mempunyai ragam dialek bahasa.
Pulau Bawean masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pulau ini memilki luas sekitar 196 kilometer persegi dan terdiri atas 2 kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak.
Penduduk Pulau Bawean berjumlah sekitar 107.000 jiwa, mayoritas penduduknya adalah suku Bawean serta perpaduan beberapa suku dari Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra.
Baca juga: Simak Lima Tempat Wisata di Karimunjawa, Jawa Tengah
Bawean, Pulau Kecil yang Memiliki Beragam Dialek Bahasa
Bahasa yang dipergunakan di Pulau Bawean sebagai alat komunikasi sehari-hari tersebut dialeknya hampir mirip dengan bahasa Madura. Meskipun mirip, mereka mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Bawean.
Kosakata masyarakat Pulau Bawean juga mendapat pengaruh bahasa lain, seperti bahasa Jawa (utamanya dari wilayah Gresik), bahasa Banjar, Bugis maupun Makassar. Bahkan, sebagian kosakata yang digunakan juga mendapat pengaruh dari bahasa Inggris.
Sebagian besar nyaris sama dengan kosakata dalam bahasa Jawa, karena mayoritas warga desa merupakan keturunan orang-orang Jawa. Selain ada pengaruh bahasa Jawa, dialek warga Diponggo juga dapat pengaruh bahasa Madura.
Selain kekayaan bahasanya, Pulau Bawean juga dikenal dengan keindahan alamnya. Pulau ini memiliki danau yang indah, pantai-pantai eksotis, serta fauna khas seperti rusa Bawean yang merupakan hewan endemik.
Hal ini menjadikan Bawean sebagai destinasi wisata yang menarik bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus mendalami budaya lokal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pulau Bawean adalah contoh nyata bagaimana sebuah pulau kecil bisa menjadi pusat keberagaman budaya, termasuk dalam hal bahasa.
Berbagai dialek yang berkembang di Bawean tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas dan sejarah panjang masyarakatnya.
Dengan upaya pelestarian yang terus dilakukan, diharapkan kekayaan bahasa Bawean tetap hidup dan menjadi warisan budaya yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang. [Din]