HAKIKAT keluarga yang harmonis dijelaskan oleh Ustazah Aan Rohanah.
Keluarga yang harmonis bisa terwujud ketika mereka merasa bahagia, jiwanya tenang dan nyaman secara fisik, mental, emosi dan sosial, interaksinya semakin intim dan akrab, merasa puas, bisa saling perhatian, saling memahami, saling menyempurnakan, mau bekerjasama dalam ikhtiar mewujudkan visi dan misi keluarga yang diridhai dan diberkahi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena itu, keseharian mereka menjadi keluarga yang taat jauh dari maksiat.
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقٰى. وَمَنۡ اَعۡرَضَ عَنۡ ذِكۡرِىۡ فَاِنَّ لَـهٗ مَعِيۡشَةً ضَنۡكًا وَّنَحۡشُرُهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اَعۡمٰى (طه ١٢٣- ١٢٤)
“Maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha124-124).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mereka bertambah rajin melakukan kebaikan (semakin saleh), sehingga saling menggembirakan, tidak saling menyakiti dan prilakunya selalu lurus hingga kehidupannya semakin baik dan penuh berkah.
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ .(النَّحۡلِ: ٩٧)
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An- Nahel : 97).
Hakikat Keluarga yang Harmonis
Baca juga: Tak Dipedulikan Keluarga, Ini Sikap Terbaik kepada Orangtua
Selamatkan kebahagiaan keluarga kita dari segala gangguan dan godaan yang mungkin menerpa oleh setiap keluarga, baik dari internal maupun eksternal.
Ustazah Aan Rohanah menjelaskan bahwa godaan dan gangguan terhadap kebahagiaan keluarga itu selalu ada.
Baik secara internal: dalam diri sendiri, atau pasangan, atau secara eksternal: godaan dari luar keluarga.[Sdz]