ChanelMuslim.com – “Jiwanya anak itu seperti dua bejana yang saling berhubungan.” Ibu Elly Risman, Psi. dalam silaturrahim tokoh-tokoh ASA (Aliansi Selamatkan Anak) Indonesia di Tebet, tiga hari menjelang tutup tahun 2021.
“Apa maksudnya, Kak?” respon saya.
Saya memanggil beliau dengan panggilan ‘kakak’ karena beliau adalah kakak di pergerakan sejak saya masih remaja, tahun 70-an. Kepedulian yang sama pada anak Indonesia menjadi sebab kami bertemu kembali. Alhamdulillah. Tahun 2005, bersama Bu Inke Maris (almarhumah), kami mendirikan ASA Indonesia.
Lanjut bu Elly, “Adek tahu kan, dua bejana yang saling berhubungan dalam ilmu fisika? Meski kita isi bejana yang satu dengan air yang penuh, air akan mengalir ke bejana yang satunya. Jadi bejana itu tidak penuh. Itulah jiwa anak. Jika kasih sayang hanya diisi oleh salah satu dari orangtua, maka jiwa anak akan mengkerut. Anak itu butuh identifikasi dan kasih sayang dari sosok ayah (laki-laki dan sosok ibu perempuan).”
Baca juga: Masih Diberi Waktu
Terus Belajar
Di sini saya paham. Meski saya sudah bercucu, masih terus belajar. Manusia memiliki rentang waktu dalam kehidupannya. Ia terus berkembang. Ada fasenya dan memiliki ciri masing-masing. Itulah mengapa kita sering menemukan ‘hal-hal baru’ dari pasangan atau dari anak kita.
Seorang sahabat menyaksikan Rasulullah memangku cucunya dan kemudian Beliau mencium pipi keduanya. Sahabat ini berkata, “Aku punya 10 anak, tidak pernah sekalipun aku mencium mereka.”
Kemudian Nabi bersabda, “Man laa yarham, laa yurham.”(Barangsiapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi). (HR. Bukhari)
Baginda Nabi telah memberikan pelajaran betapa pentingnya ‘kantong jiwa’ anak ini diisi dengan penuh agar ia kelak menjadi orang yang percaya diri, penyayang, peduli, dan memiliki empati. Berapa banyak kerusakan di sekitar karena nihilnya kepedulian dan empati?
Mungkin, perlu dipertanyakan jika ada pemimpin yang tidak peduli pada nasib orang yang dipimpinnya. Bagaimana ia dibesarkan pada lima tahun pertama kehidupannya?
Kata Psikoanalis Sigmund Freud) -Anda boleh tidak setuju-. Diane Loomans menulis; “Seandainya aku membesarkan anak lagi, aku akan membangun jiwanya lebih dulu sebelum membangun sebuah rumah.” (2008).
Wallahu a’lam.
Catatan Ustazah Wirianingsih di akun Instagramnya @wiwirianingsih pada Jumat, 07 Januari 2022.
[Wnd]