Chanelmuslim.com-Kadang saya suka bertanya sendiri, apa hal yang paling membuat saya bahagia dalam hidup ini? Ternyata jawabannya adalah “sesaat setelah saya melahirkan.”
Menjadi ibu dari sepuluh anak bukanlah bagian hidup yang saya rencanakan. Meski hal tersebut pernah diutarakan oleh suami, tapi saya hanya menjalani, dan ternyata benar Allah menghendaki saya memiliki sepuluh buah hati tersebut.
Seperti para ibu lainnya, tentulah masa ketika anak-anak masih kecil sangat merepotkan. Terlebih saya tidak mempunyai pembantu sehingga sebelum tidur saya harus sudah menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak, kemudian disimpan di kulkas. Sebelum subuh saya sudah bangun, menyusui anak dulu, setelah itu langsung ke dapur dan mulai memasak. Kalau si kecil bangun, saya terpaksa harus masak sambil menggendong bayi.
Kerepotan tersebut semakin terasa ketika anak-anak sudah banyak dan hampir semua sekolah. Saya menyiapkan anak-anak sebelum berangkat ke sekolah dengan keterbatasan yang ada, tapi saya selalu berusaha untuk tidak mengeluh. Dan hal tersebut juga saya wariskan pada anak-anak agar tidak mengeluh. Jalani saja! Alhamdulillah, anak-anak bisa mengerti kondisi, mereka tidak mengeluh sedikit pun walau harus makan seadanya. Padahal, saat itu saya menyiapkan makan siang mereka di subuh hari, dan mereka baru menyantapnya di waktu zuhur. Rasanya pasti sudah tidak seenak masakan baru matang, tapi alhamdulillah mereka bisa menerima.
Dengan segala kondisi yang ada, anak-anak tidak ada yang mengeluh, mereka memahami segala keterbatasan yang dimiliki oleh orangtua mereka. Dan menurut saya, itulah pentingnya berbagi perasaan kepada anak sehingga anak pun bisa paham dengan kondisi yang ada.
Setelah anak yang paling besar berangkat sekolah, pekerjaan pun masih belum selesai. Saya masih harus mengurus dan menyuapi anak-anak yang masih kecil. Semua itu saya jalani sekitar tujuh tahun lamanya.
Keluhan-keluhan pribadi pastilah ada. Namun keluhan tersebut nyatanya bukan karena saya capek mengurusi mereka, melainkan karena banyak sekali akhirnya yang tertunda ketika anak-anak sakit. Setiap bulan dari kesepuluh anak saya, ada saja yang sakit: masuk rumah sakit, diopname, bahkan pernah juga dalam satu bulan ada dua anak yang sakit sekaligus.
Alhamdulillah, kerepotan tersebut bisa saya lewati dengan baik. Semua bisa saya jalani berkat dukungan keluarga, baik keluarga saya maupun keluarga suami. Mereka selalu memberikan kontribusi baik moril maupun materiil. Yang membuat saya dan suami bisa sabar menjalani semuanya.
Memang sangat repot memiliki banyak anak, namun kerepotan tersebut akan hilang seketika dengan apa yang selalu saya rasakan jika melihat mereka. Jika malam hari anak-anak sedang ngumpul, saya suka merenung sendiri, apa sih hal yang membuat saya merasa bahagia di dunia ini?
Ternyata jawabannya adalah ketika saya selesai melahirkan. Ya, setelah saya selesai melalui perjuangan melahirkan, dan melihat anak saya menangis, adalah hal yang amat membahagiakan. Saya kira perasaan ini hanya muncul pada anak pertama, tapi ternyata hal itu terjadi juga pada anak kedua, ketiga, bahkan anak kesepuluh. Saat itu saya merasa menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.
(ind/berbagaisumber)