Chanelmuslim.com – Syaikh Jad Al-Haq Ali Jad Al-Haq merasa tindakan negara yang mengabaikan lembaga Al-Azhar yang mulia dan lemahnya dukungan keuangan dari negara. Dengan kondisi demikian, ia tetap melakukan upaya keras untuk mengembangkan lembaga-lembaga Al-Azhar ke seluruh Mesir.
Upaya ini dilakukan dengan dukungan derma dari masyarakat yang menyabut dengan antusias seruan Syaikh Jad Al-haq. Begitu tingginya perhatian Syaikh Jad akan pengembangan Al Azhar tidak lain agar ilmu dapat menyebar luas.
Saat Almarhum Syaikh Jad Al-Haq menjabat sebagai Syaikhul Azhar pada tahun 1982, jumlah lembaga-lembaga pendidikan yang menginduk pada Al-Azhar tidak lebih dari 600 lembaga. Pada masa kepemimpinan Syaikh Jad Al-Haq, jumlahnya telah mencapai ribuan.
Baca Juga: Pangeran Charles Kunjungi Masjid Al-Azhar
Perhatian Al-Azhar terhadap Ilmu
Upaya yang dilakukan Syaikh Jad Al-Haq tidak hanya untuk mengembangkan lembaga-lembaga Al-Azhar di bumi Mesir semata, tetapi juga di wilayah-wilayah Islam yang disuruh Al-Azhar di negeri-negeri Afrika dan negara-negra Islam.
Saat pemerintah Mesir terlambat dalam merekonstuksi lebih dari 1.500-an lembaga pendidikan Al-Azhar pasca gempa bulan Oktober 1992, Syaikh tidak berpangku tangan. Ia mengirim para pembesar Al-Azhar untuk menemui para tokoh masyarakat setempat. Mereka datang untuk memotivasi para tokoh masyatakat itu untuk merekonstruksi bangunan-bangunan yang rusak. Hasil yang dicapai sangat memuaskan. Pada masa kepemimpinan syaikh Jad Al-Haq, sayap lembaga-lembaga pendidikan Al-Azhar telah melebar ke mana-mana
Dia membantah bahwa para ulama Al-Azhar tidak tanggap dalam menghadapi gerakan teoritis dan radikalisme. Karanya, “Para ulama Al-Azhar menguasai mimbar-mimbar masjid.Dengan demikian, tidak ada penguasa atau kelompok-kelompok lain mengklaim dirinya Islam
yang berani naik ke ataas mimbar. Dengan demikian, seluruh masyarakat -baik yang awam maupun yang terdidik- tidak mendengar orang-orang bodoh berkhutbah dan mengajar di atas mimbar.”
Syaikh Jad Al-Haq menyerukan pentingnya para ulama Al-Azhar untuk mengajak dialog para pemuda radikal yang memahami Islam dengan pemahaman salah.
(Sumber: Golden Stories Kisah-Kisah Indah Dalam Sejarah Islam, Mahmud Musthafa Sa’ad & Dr. Nashir Abu Amir Al-Humaidi, Pustaka Al-Kautsar)