PUASA berfungsi sebagai perisai atau kontrol terhadap diri sendiri. Dilansir dari abouislam, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Puasa adalah perisai. Orang yang berpuasa jangan sampai melakukan perbuatan cabul dan kebodohan. Barang siapa yang mengajaknya berkelahi atau adu mulut, hendaklah dia menjawabnya dengan mengatakan: Saya berpuasa, saya berpuasa.”
Sebagaimana diketahui, puasa di bulan Ramadan merupakan salah satu kewajiban utama Islam bagi umatnya. Beberapa ulama menganggap tugas-tugas ini sebagai pilar yang menjadi landasan dibangunnya struktur Islam.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Hal ini tercermin dalam kode moral serius yang harus dipatuhi oleh seluruh umat Islam.
Tata krama yang baik, sopan santun, baik terhadap orang lain, dan menjauhi segala sesuatu yang tidak kondusif bagi hubungan sosial yang baik juga merupakan bagian dari pedoman perilaku Islam.
Baca juga: Ketahui Tujuan Puasa Ramadan Agar Tak Terasa Berat
Puasa Sebagai Perisai Diri
Namun ada aspek-aspek tertentu dari moral dan tata krama yang khususnya terkait dengan ibadah tertentu. Di sini patut untuk mempertimbangkan nilai-nilai sosial seperti apa yang dikaitkan dengan puasa.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan gambaran yang sangat tepat tentang puasa ketika beliau menganggapnya sebagai perisai, melindungi orang yang berpuasa dari api neraka.
Memang benar, puasa memberikan perlindungan dalam lebih dari satu cara. Seperti halnya puasa yang melemahkan tubuh, puasa juga melemahkan hawa nafsu. Hal ini membuat orang yang berpuasa lebih mampu menahan segala godaan untuk melakukan dosa apa pun.
Karena manusia selalu merasakan godaan untuk memenuhi keinginannya melalui segala cara yang ada, baik sah atau tidak, keinginan tersebut dilemahkan melalui puasa, yang membuktikan aspek perlindungan dari ibadah unik ini.
Efek perlindungan lain dari puasa terlihat pada kenyataan bahwa Allah memberi pahala yang sangat besar pada puasa. Sebagaimana diketahui bahwa Allah memberi pahala setiap perbuatan baik setidaknya sepuluh kali lipat nilainya.
Dia melipatgandakan pahalanya hingga Dia memberi pahala pada suatu perbuatan baik sebanyak 700 kali lipat nilainya.[Sdz]