ChanelMuslim.com – Siapa sangka, Lubna al-Qurthubiyah, muslimah pustakawan di perpustakaan besar dunia dahulu adalah seorang budak yang sangat terkenal karena kepandaiannya. Sang Sultan Abdurrahman III dan putranya, Hakam II, membelinya lalu membebaskannya menjadi orang merdeka.
Lubna tinggal di Cordoba, ia dikenal sebagai Lubna al-Qurthubiyah (Lubna of Cordoba). Sultan Abdurrahman III mengangkatnya menjadi salah satu sekretarisnya.
Baca Juga: Maryam al-Ijliyah Perempuan Insinyur Astronomi Pertama dan Ahli Astrolab
Lubna al-Qurthubiyah Menjalani Beragam Profesi
Saat menggantikan ayahnya, Sultan Hakam II mengangkat Lubna menjadi pejabat yang lebih tinggi. Berbagai profesi dan pekerjaan pernah ia lakukan. Ini menunjukkan bahwa kepandaian sang mantan budak sangat dihargai dan dimuliakan.
Lubna pernah menjadi panitera di Pengadilan Agung Kota Cordoba. Panitera adalah juru tulis yang mencatat jalannya persidangan. Hanya orang yang terpelajar, menguasai bacara tulis, ahli administrasi, dan paham hukum yang bisa menjadi panitera.
Muslimah berwajah Eropa ini kemudian diangkat menjadi petugas di Perpustakaan Negara. Istilah kerennya adalah librarian atau pustakawan. Karena dia perempuan, bisa kita sebut sebagai pustakawati. Wow, Lubna juga pandai bersyair dan ahli Matematika, lho.
Saat menjadi pustakawati, berbagai terobosan dan inovasi berhasil diwujudkan oleh Lubna. Bersama teman pustakawan lainnya, Hasdai ben Shaprut, Lubna diberi tugas membangun perpustakaan terbesar di Andalusia pada waktu itu.
Baca Juga: Fatimah Al-Fihriyah, Perempuan Pendiri Kampus Tertua di Maroko
Lubna Berkeliling Dunia Mencari Buku
Oleh karena itu, Lubna bepergian ke Kairo, Damaskus, dan Bagdad untuk membeli banyak buku sebagai koleksi perpustakaan. Semua buku tersebut kemudian disimpan di Perpustakaan Negara di Madinah az-Zahra, sebuah kompleks kota baru yang terletak di pinggiran Cordoba.
Madinah az-Zahra ingin menyamai kota-kota pendidikan yang masyhur kala itu. Misalnya, kota Baghdad di Irak milik Daulah Abbasiyah, kota Kairo di Mesir milik Daulah Fathimiyah, kota Fez dan Qairawan di Afrika Utara milik Daulah Murabith.
Lubna dan Hasdai menyalin dan menerjemahkan banyak buku dari berbagai negeri Islam. Tercatat perpustakaan yang dibangunnya memiliki lebih dari 500 ribu buku! Jumlah tersebut sangat banyak untuk zaman itu.
Buku-buku tersebut terdiri dari beragam bidang ilmu seperti ilmu-ilmu agama, sastra, matematika, astronomi, dan geografi. Tidak heran, saat ini, Madinah az-Zahra dan Cordoba diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Jasa Lubna al-Qurthubiyah dipuji-puji oleh para ulama dan ahli sejarah. Sesudah Lubna wafat pada 984 M, semakin banyak lagi muslimah yang dikenal dan dimuliakan di Andalusia karena jasanya dalam ilmu pengetahuan.
Itulah kiprah Lubna al-Qurthubiyah, dari budak menjadi pustakawan di perpustakaan terbesar di Andalusia.[ind]
sumber: Buku Seri Ilmuwan Muslimah, Sarah Mantovani, pro-kids: 2020