ChanelMuslim.com – Menikah yang berorientasikan materi adalah fenomena yang banyak terjadi di pernikahan era modern saat ini. Perlunya calon pengantin merefleksikan kembali apa yanga seharunya menjadi tujuan sebuah pernikahan.
“Di jalan apakah Anda menikah?” begitulah pertanyaan penting yang pernah dilontarkan oleh Cahyadi Takariawan, seorang penulis dan konselor keluarga, dalam bukunya Di Jalan Dakwah Aku Menikah.
Jika pertanyan di atas dijawab dengan ideologi materialisme yang menawarkan janji-janji serbamateri. Maka saat calon pasangan saling berjanji dalam proses pernikahan, perjanjian tersebut penuh dengan iming-iming materi.
Baca Juga: Pesan Orangtua kepada Anaknya yang akan Menikah
Ketika Menikah Berorientasikan Materi
Ratusan juta bahkan milyaran rupiah terhambur untuk pesta pernikahan yang berlansung 5 jam. Kebahagiaan keluarga terbesar bertolak ukur pada seberapa banya puing-puing emas yang berhasil terkumpul dalam sehari.
Padahal Allah berfirman, mencela orang-orang seperti ini.
“Bermegah-megahan telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (At-Takatsur: 1-3)
Cahyadi Takariawan kembali mengatakan dalam bukunya, Mereka hidup hanya berfoya-foya, tidak mengenal orietasi ukhrawi. Hidup mereka penuh dengan kemelimpahan materi. Dampaknya ketika memutuskan untuk melaksanakan pernikahan, tolak ukur utamanya adalah materi.
Memilih calon suami atau istri lebih meninjau sisi materialnya. Baik materi itu berupa kekayaan, atau materi dalam konteks kecantikan, ketampanan, bentuk tubuh, berat dan tinggi badan, warna kulit, dan sebagainya. Segala sesuatu yang bukan berlandaskan ukhrawi maka ialah materi.
Sehingga tak jarang, akan ditemukan seorang calon pengantin harus keluar dari Islam mengikuti keyakinan agama pasangannya. Apa yang ia cari dalam pernikahan tersebut? tidak lain materi dengan segala bentuknya.
Maka mulailah membenahi jalan pernikahan ini. Tempuhlah jalan yang lurus, jalannya pada Nabi dan syuhada, jalan orang-orang shaleh, dan jalan para ahli surga.
Jalan ini memiliki kecenderungan ruhani yang amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Di jalan ini setan terkalahkan dengan orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir.
Dijalan ini, jalan dakwah, pernikahan senantiasi memiliki konstribusi kebaikan untuk diri dan umat. Sejak dari persiapan diri memiliki jodoh, peminangan, akad nikah hingga walimah dan hidup satu rumah.
Tiada yang dilakukan kecuali dalam kerangka dakwah. [Ln]